SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengancam akan memotong utilitas yang menjadi penyebab terhambatnya saluran. Sebab, banyak utilitas yang dipasang melintas crossing saluran tidak dirapikan.
Utilitas yang berserakan di saluran tersebut, dilihat sendiri oleh Eri Cahyadi saat mengecek crossing saluran di kawasan Ngagel Timur dan Selatan, pada selasa (18/1/2022).
Eri menyaksikan begitu banyak kabel utilitas yang berserakan, tidak ditata dengan baik, sehingga menjadi salah satu penyebab terhambatnya saluran karena banyak sampah yang tersangkut.
Untuk itu, ia menginstruksikan jajarannya agar melakukan pengecekan izin utilitas yang terpasang di dalam saluran tersebut. Meskipun sudah memiliki izin, Eri berharap, para pemilik itu kembali menata utilitas yang kondisinya berserakan.
“Sudah saya sampaikan. Semua utilitas yang ada di seluruh saluran itu agar dilihat, ada izinnya atau tidak. Itu diumumkan selama 7 hari, kalau 7 hari diumumkan tidak ada yang mengakui, ketok (potong),” tandas Eri, Rabu (19/1/2022).
Menurutnya, utilitas yang dipasang melintas di dalam saluran, tentu saja dapat berdampak terhadap kelancaran aliran air. Apalagi, ketika utilitas hanya dilewatkan tanpa ditempel atau dilakukan penataan, justru akan menjadi penyebab menumpuknya sampah di saluran.
“Karena itu kenapa crossing saluran tidak bisa jalan, karena sampahnya berhenti di kabel-kabel (utilitas),” katanya.
Tak hanya permasalahan utilitas di dalam saluran yang menjadi perhatian serius Wali Kota. Menurut dia, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdiri di atas saluran, juga perlu dilakukan penataan. Karenanya, dia menginstruksikan lurah dan camat agar memperhatikan hal tersebut.
“Kalau pun boleh (berdagang) ya ditata, karena bagaimanapun mereka (PKL) adalah warga Surabaya yang harus kita jaga ekonominya. Tapi jangan sampai keberadaan mereka kemudian mengganggu saluran,” tuturnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya itu juga menyatakan, bahwa pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota Surabaya saat ini adalah bagaimana ketika hujan turun, tidak ada genangan.
“Yang selalu saya sampaikan ke teman-teman, tantangan kita adalah ketika hujan tidak ada genangan. Kalau hujan turun ada genangan, ketika hujan reda surut, itu biasa,” tegasnya.
Selain melakukan pengerukan hingga pembuatan crossing saluran untuk mencegah genangan, Eri mengaku, juga menggerakkan unit mobil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP). Mobil tersebut disiapkan sebagai langkah taktis untuk menyelesaikan genangan yang timbul.
“Karena itu ketika (pengerjaan) saluran primer belum selesai, kita gunakan mobil Dinas PMKP serta gerakkan seluruh camat dan lurah di Surabaya. Alhamdulilah ketika hujan turun, seluruh camat dan lurah turun,” katanya. **