“Jadi air ini ada dua sumbernya, yang pertama dari hujan, kedua kiriman dari RW 9 di Tubanan Lama. Yang dulunya air mengalir tidak beraturan, semenjak ada bozem ini airnya menjadi satu. Sekarang Alhamdulillah hampir tidak ada genangan,” ungkapnya.
Dwi berharap, dengan adanya bozem ini, bukan sekedar digunakan untuk mengatasi genangan. Ke depannya ia ingin bozem tersebut bisa dijadikan tempat wisata lokal dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Sutono, Ketua LPMK Kelurahan Tandes, Tandes, menambahkan, selain berfungsi sebagai penangkal genangan pasca hujan, dia berharap bozem ini ke depannya bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.
Di samping itu, Ketua RW 09 Kelurahan Karangpoh, Darkim juga menyerukan hal serupa. Ia ingin bozem tersebut bisa dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai tempat wisata lokal.
“Misal diberi pohon biar tidak gersang. Mungkin bisa juga ada taman dan sentra UMKM-nya atau diizinkan untuk buka warung kopi,” kata Darkim.
Agar bozem lebih aman, Darkim menyarankan pemkot agar ke depannya ada petugas keamanan yang berkeliling di sekitar bozem. Tujuannya, untuk mengawasi supaya tidak ada warga atau anak-anak yang berenang dan bermain di area waduk buatan ini.
“Jadi saran saya kepada pemkot, nanti bisa dibuatkan taman, agar anak-anak ini tidak bermain air di bozem. Oleh karena itu pengawasannya harus diperketat,” ujarnya. **