SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Hingga pertengahan bulan Januari 2022 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) cenderung meningkat. Setidaknya ada 17 kasus DBD muncul ke permukaan di dua tempat yakni Lamongan dan Jember.
Sementara itu permintaan trombosit di UDD (Unit Donor Darah) di Ponorogo melonjak tajam. dr. Andy Nurdiana D.Q. M. Kes, Kepala UDD PMI Kabupaten Ponorogo mengatakan awal Januari ini sudah 65 kantong trombosit yang keluar. “Hampir setiap hari kami memisahkan darah trombosit,” terang
Andy Nurdiana, Jum’at (14/01/2021).
Andy mengungkapkan permintaan trombosit mulai meningkat sejak Desember lalu. Bahkan, totalnya mencapai 162 kantong. Sebelumnya UDD PMI Kabupaten Ponorogo rata-rata hanya melayani 30 permintaan trombosit setiap bulan.
“Meskipun ada kebutuhan untuk penyakit lain, tapi DBD masih mendominasi. Sementara ini masih bisa di cukupi”Alhamdulillah, tidak pernah kesulitan memenuhi permintaan darah trombosit. Sebab hampir setiap hari ada pendonor datang
Ketika persediaan mulai menepis, UDD segera antisipasi dengan memanggil relawan untuk mendonorkan darah. Darah A menipis, sedangkan untuk golongan darah O, B, dan AB lebih dari lima kantong,” jelas Andy.
Proses untuk memisahkan darah utuh (whole blood) ke trombosit butuh waktu sekitar dua jam, darah trombosit harus diberikan ke pasien dalam keadaan fresh (segar). Umur trombosit hanya lima hari sejak pengambilan darah. Jika lebih dari itu, maka selnya sudah mati dan harus dimusnahkan,” urai dr. Andy.
Terpisah anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Kodrat Sunyoto mengatakan demam berdarah di Jawa Timur perlu di waspadai.
Gejala itu sudah muncul dan cenderung meningkat. Oleh sebab itu Kodrat mengharapkan
agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kewapadaan atas kasus DBD. Peran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk perlu didorong seperti peningkatan Budaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk mengantisipasi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur yang salah satu tugasnya pada bidang Kesehatan, sangat mengharapkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk mengkampanyekan program 3M, yakni Menguras bak mandi, Menutup rapat tempat penampungan air, dan Menyingkirkan barang bekas,” ujar ketua Fraksi Partai Golkar.
Dilaporkan ada tiga anak terserang DBD di Jember. Sehingga harus menjalani perawatan medis. Dan, PMI Jember pun bergerak untuk melakukan pengasaman. Hal itu juga terjadi ada 14 kasus DBD Lamongan sepanjang Januari 2022 ini.
Diakuinya, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Provinsi Jawa Timur. Hal ini terlihat dengan banyaknya kasus DBD selama tahun 2020-2021. Pada Tahun 2021, penderita DBD terjadi pada 5.961 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 67 orang.
Kasus DBD Tahun 2021 ini menurun dibandingkan dengan Tahun 2020 dengan jumlah DBD sebanyak 8.743 kasus dengan kematian sebanyak 69 orang. Namun demikian, dalam awal tahun 2022 ini harus diwaspadai karena banyaknya kasus DBD pada awal bulan Januari 2022, yaitu sebanyak 69 kasus.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Kodrat mengurai, penyakit DBD biasanya ditandai dengan demam 2 hingga 7 hari disertai manifestasi perdarahan serta penurunan jumlah trombosit kurang dari 100 ribu permilimeter kubik, dan adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit di atas 20 persen dari nilai normal.
“Kami minta juga meminta Dinkes Jatim juga melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pelaksanaan penanganan bagi masyarakat yang terkena DBD agar mencegah penambahan korban terkena DBD,” pinta Kodrat.
Menurut Kodrat, peningkatan (Germas) juga menjadi kunci dalam penanggulangan kasus DBD di Jawa Timur. Karena penyebaran DBD di tengah masyarakat sangat bergantung pada kesehatan lingkungan sekitar dan perilaku hidup sehat Masyakat.
Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat harus digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mencegah atau mengurangi korban kasus DBD dalam tahun 2022. (FIN)