Tajuk  

Komunikasi Kurang Sehat, Konsentrasi Kontingen PON Jatim Terganggu

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Komunikasi Kurang Sehat, Konsentrasi Kontingen PON Jatim Terganggu
Djoko Tetuko

 

Lepas dari upaya mengutamakan menjaga keselamatan dan kesehatan warga Kota Surabaya, tetapi jika mengggangu konsentrasi atlet Kontingen PON XX Jatim yang sedang berlaga memperjuangkan nama harum Provinsi Jawa Timur di bidang olahraga, maka komunikasi model apapun yang membuat suasana tidak nyaman, akan merugikan.

Bahkan, tidak berlebihan mengatakan bahwa sikon seperti ini sudah terjadi komunikasi kurang sahat. Sehingga tidak tertutup kemungkinan akan menimbulkan konsentrasi atlet menjadi bubar, sehingga mempengaruhi suasana pertandingan.

Tidak berlebihan juga situasi dan kondisi (sikon) ini “dapat” dikatakan sebagai pengembosan dari dalam. Inilah komunikasi kurang sehat yang dapat berakibat menurunkan derajat Kontingen PON XX Jatim.

Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya mengirim surat kepada KONI Surabaya melalui surat nomor 443.2/1317/436.8.4/2021 tertanggal 4 Oktober 2021 mewajibkan atlet Kontingen PON XX Jatim warga Surabaya, setelah datang dari Papua menjalani karantina selama 5 (lima) hari. Inilah komunikasi kurang sehat dan dapat berakibat menurunkan derajat bahkan menurunkan kehormatan kontingen.

Sebagaimana diketahui, bahwa
prinsip dasar komunikasi yang bisa digunakan populer disebut Prinsip REACH atau Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble. Dimana dengan melakukan prinsip komunikasi efektif REACH ini, maka akan dapat mencapai perhatian, minat, kepedulian, cinta kasih, simpati, tanggapan maupun respon yang positif

1. Respect, prinsip
dalam komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai (respect) setiap individu yang jadi tujuan pesan yang disampaikan.
Mengapa ini penting? Karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting.