Haornas 2021, Jadikan Gerakan Pembinaan Olahraga Prestasi Tertinggi dengan Hati
Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 202, kembali menjadi tetenger bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia masih serius membina olahraga. Hal itu dengan deklarasi “Grand Design Olahraga Nasional”.
Grand Design Olahraga Nasional lebih muda ikut istilah Orde Baru ialah Garis-Garis Besar Olahraga Nasional (GBON). Dimana perencanaan olahraga selama 4-5 tahun ke depan sudah dirancang dengan cermat. Melalui analisa, monitoring, dan evaluasi (Amonev) pada puncak penilaian prestasi olahraga nasional di perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Tentu saja selain PON sebagai titik kulminasi pembinaan olahraga nasional, maka melakukan catatan atas prestasi pada kejuaraan nasional (kejurnas) atau event nasional, lokal (provinsi dan kabupaten/kota) sepanjang ada prestasi luar biasa juga patut diperhatikan. Sehingga rencana pembinaan olahraga lima tahun terpantau dengan baik.
Tidak kalah penting pembinaan olahraga jangka panjang, jangka sedang, jangka pendek, dan pemusatan latihan khusus peningkatan prestasi serta pembinaan usia dini. Dengan memperhatikan masalah kebutuhan pokok atlet, minimal (kehidupan layak, pendidikan khusus, dan masa depan terjamin) dengan hati nurani bukan mengumbar janji.
Mengapa kebutuhan pokok atlet menjadi masalah utama? Sudah terlalu banyak pengalaman ketika pengurus olahraga atau pembina olahraga sudah tidak mengetahui, memahami, menjiwai, dan mengerti kebutuhan pokok atlet, maka rencana pembinaan sehebat apapun hanya sekedar konsep besar hebat, “catatan hebat”, perencanaan hebat, mungkin melalui SWOT Analisis sangat hebat pula. Akan sia-sia dan hanya menjadi rencana saja. (Maaf) tanpa kenyataan.
Demikian juga Grand Design Olahraga Nasional (GDON), jika hanya memfokuskan pemusatan latihan saja, maka akan mengulang kegagalan demi kegagalan sebelumnya.
Menpora Zainuddin Amali mengatakan, di dalam Grand Design Olahraga Nasional sasaran utama Indonesia adalah olimpiade. Di grand design tersebut, para atlet dari cabang olahraga unggulan akan ditempatkan di satu training camp di Cibubur.
Sebagaimana penjelasan Menpora Zainuddin Amali, di Ruang VIP Lt.10 Kemenpora, Rabu (11 Agustus 2021).
Di training camp tersebut tempatnya lengkap, ada tempat penginapan atlet, sport science dan berbagai hal kebutuhan atlet dari mulai latihan fisik, mental, gizi, termasuk sekolahnya akan mendapat perhatikan bagi atlet yang masih sekolah, sehingga para atlet hanya fokus latihan.
Sekali lagi sekedar mengingatkan bahwa konsep seperti GDON atau lainnya, Indonesia paling jago membuat dengan memaparkan secara teoritis, bahkan target maupun pencapaian menjadi juara SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Sekali lagi sekedar mengingatkan bahwa sudah banyak konsep besar itu menjadi harapan belaka, tidak mampu mewujudkan karena permasalahan hilir olahraga dibiarkan. Terkaget-kaget ketika juara, dan kembali membiarkan setelah atlet purna.
Sekali lagi sekedar mengingatkan konsep besar itu, hanya menjadi impian. Dan terus menjadi impian bertahun tahun karena persoalan pokok kehidupan atlet tidak terjaga.