Dari hasil tinjauannya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengungkapkan, bahwa pelaksanaan simulasi ataupun PTM di Kota Pahlawan telah berjalan sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri. Meski demikian, ia juga mengingatkan Satgas Covid-19 Sekolah agar tak henti-hentinya mengingatkan peserta didik supaya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (Prokes).
“Terkait seragamnya juga sudah clear semua. Dan, Insya Allah sesuai arahan Prof Windhu, Pembelajaran Tatap Muka bisa dilakukan dengan kehati-hatian,” jelasnya.
Pakar Epidemiolog Unair, Prof Windhu Purnomo menjelaskan, saat ini situasi pandemi di Kota Surabaya telah turun ke level 2. Meski kasus Covid-19 di Surabaya turun, ia tak ingin masyarakat lengah dan akhirnya euforia.
“Sudah level 2 dengan positivity rate sekitar 1,6 persen, tidak sampai seminggu turun dari level 3 ke 2. Kalau aman, ya aman, tapi harus terus (Prokes dijaga), Pak Wali bilang jangan euforia. Harus waspada dengan Prokes. Kami berharap bisa langsung Level 1 atau bahkan 0,” kata Prof Windhu.
Karenanya, ia meyakini, dengan gotong-royong dan kerjasama pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat, maka pandemi di Surabaya bisa segera terputus. Apalagi, ia menilai, wali kota juga begitu bersemangat dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
“Kalau mau kerja sama semua memerangi virus, ya bisalah kita semua. Melihat Pak Wali Kota begitu semangat, maka Insya Allah kita bisa terkendali, sangat membaik,” jelasnya.
Sementara Kepala Dispendik Surabaya, Supomo menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi setiap hari kepada 15 lembaga pendidikan jenjang SMP yang telah melaksanakan PTM. Setiap lembaga pendidikan ini diwajibkan mengirimkan video suasana PTM kepada Dispendik Surabaya.
“Kita lakukan evaluasi setiap hari pelaksanaan PTM di Surabaya. Tim dari Dispendik juga setiap hari turun ke sekolah. Selain itu, mereka (pihak sekolah) setiap hari juga wajib mengirimkan video PTM, sebagai bahan evaluasi ke depannya,” kata Supomo.
Supomo menyebut, evaluasi tak hanya dilakukan kepada lembaga pendidikan yang melaksanakan PTM. Tapi, juga berlaku bagi sekolah yang masih melaksanakan simulasi.
“Kita evaluasi juga yang melaksanakan simulasi. Baik itu SD atau SMP yang simulasinya berjalan baik, akan ditingkatkan ke PTM,” jelasnya.
Kepala SMP 17 Agustus Surabaya, Wiwik Wahyuningsih menambahkan, bahwa tidak mudah untuk menyiapkan PTM di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Apalagi, pelajar yang mengikuti PTM juga harus melalui persetujuan orang tua.
“Memang untuk PTM ini tidak semudah yang diperkirakan. Kami sendiri sudah berkali-kali melakukan simulasi itu pun tidak mudah, karena komitmen dari orang tua juga harus sanggup antar jemput anaknya,” ujarnya. **