SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pandemi Covid-19 belum selesai. Masyarakat harus waspada dan tetap menerapkan 6M secara ketat. Apalagi di Gresik dimana arus lalulintas orang (keluar masuk kota) cukup tinggi.
Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur Kodrat Sunyoto mengingatkan masyarakat Gresik hendaknya tetap menerapkan 6M yakni memakai masker dengan benar, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menjaga pola makan sehat. Dan jangan lupa mengikuti Vaksinasi. Ini penting selain menjadi kebutuhan juga untuk imunitas.
Sebagai di kemukakan Gubernur bahwa kasus positif rate di Jatim mulai menunjukkan hasil positif. Dari hari ke hari kasus positif rate terus menunjukkan angka penurunan. Bahkan jumlah zona merah terus berkurang. Kali ini, Kabupaten Gresik menyusul Kota Surabaya keluar dari zona merah dan berada di zona oranye atau resiko sedang.
Meski ini menunjukkan keberhasilan kinerja Gubernur Khofifah, namun kita tidak boleh lengah.”Kami ingin mengajak masyarakat Gresik khususnya dan masyarakat di wilayah Surabaya Raya jangan teledor,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Timur ini.
Kepastian perubahan zona Covid-19 untuk Kabupaten Gresik tersebut diunggah dalam laman Instagram Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jatim, Selasa (17/8). Selain Surabaya dan Gresik, update terbaru setidaknya ada 20 kabupaten/kota di Jatim yang berubah zona dari merah ke oranye.
Satu-satunya kabupaten yang lebih dulu mentas ke zona kuning atau risiko rendah adalah Sampang. Kini, hanya tinggal 17 kabupaten/kota yang mesti berjuang untuk segera menyusul keluar dari belenggu zona merah.
Kodrat Sunyoto mengaku bersyukur dengan keluarnya Gresik dari zona merah ke zona oranye.
Keberhasilan beberapa wilayah kota/kabupaten, termasuk Gresik, yang keluar dari zona merah dalam pandemi Covid-19, dikarenakan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan sudah tinggi. Seperti yang diterapkan oleh warga masyarakat di Gresik.
“Salah satu pemicunya adalah kinerja Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Sekdaprov serta Forkopimda Jatim yang maksimal dalam penerapan protokol Covid-19. Namun, ada hal yang lebih penting lagi dengan kerja-kerja sinergi seperti itu secara maksimal, adanya kesadaran masyarakat sudah tumbuh dan tinggi dalam penerapan protokol kesehatan,” kata politisi Golkar yang juga Ketua DPD Ormas MKGR Jatim.
Meskipun semua instrument dilibatkan untuk penanganan Covid-19, tapi kalau tidak didukung kesadaran masyarakat tentunya hal ini tidak akan berhasil.
Instrument hukum antara lain Perda maupun Pergub, aparatur sudah kerja keras ditambah dengan kesadaran masyarakat di Jatim terhadap protokol Covid-19 sudah tumbuh. Hal ini menunjang pertumbuhan semangat untuk keluar dari zona merah tersebut. ungkap Politisi tiga Periode ini. “Kerja keras semua stake holder, akhirnya membuahkan hasil menggembirakan,” lanjutnya.
Diakui Kodrat, dalam beberapa hari terakhir, memang perkembangan terus membaik. Termasuk Bed Occupancy Rate (BOR) di RS rujukan yang terus menurun.
Data yang ada, tren kasus positif rate Covid di Gresik juga terus mengalami penurunan. Berdasar data per 17 Agustus 2021, kasus positif tinggal 740 orang atau berkurang sebanyak 43 orang dari sehari sebelumnya (16/08/21)
Adapun total jumlah kasus positif sejak pandemi sudah sebanyak 12.377 orang, sembuh 10.938 orang, dan meninggal 699 orang. Gresik mencatatkan angka kesembuhan (recovery rate) 88,37 persen dan angka kematian 5,65 persen. (*)