Al Quran itu merupakan sumber ilmu. Tapi dengan disimbolkan tempat beredarnya bintang gemintang.
“Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.” (Waqiah ayat 75). Dan itulah sumpah terbesar Allah. Allah juga bersumpah demi matahari, langit, bumi, bintang. Tapi tidak disebut terbesar. Hal ini menjadi simbol betapa agungnya Al Quran. Al Quran adalah karunia terbesar Allah sepanjang sejarah hidup manusia sampai kiamat nanti.
Allah menyuruh manusia mencari ilmu di Al Quran. Seandainya lautan dipergunakan sebagai tinta untuk menulis kalimat-kalimat atau ilmunya Allah, kemudian ditambah satu lautan lagi tidak akan tuntas. (Quran, surah Kahfi 109).
Kita bahas juga kandungan Surah Ar Rahman. Untuk anak-anak saya ajak diskusi bahwa sejak ayat 3 sudah bicara sains. Tentang penciptaan manusia. Tentang komunikasi. Tentang matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. Ini bisa dilihat dari perspektif ilmu fisika. Langit ditinggikan sekaligus diciptakan keseimbangan.
Tentang bumi dibentangkan. Tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian. Dua laut yang mengalir kemudian bertemu tapi ada batasan yang tidak terlihat mata. Penciptaan jin. Semua ini sumber inspirasi dan terkait dengan sains secara multidisipliner.
Kemudian lebih fokus ke ayat 33. “Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).”
Kekuatan itu bisa berupa sains. Jadi sains atau ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Allah pula yang memberikan. Sais menghasilkan teknologi, sistem dan sebagainya.
Allah memberikan sains sebagai bekal manusia menjadi khalifah (pengatur) di atas bumi. Menjaga dan mengembangkan kebaikan di bumi. Maka pada hakikatnya Allah mewariskan bumi ini hanya untuk orang-orang yang shaleh (baik).
Nah, iblis itu selalu menyabotase program Allah untuk kemuliaan manusia. Kalau Allah mengangkat derajat manusia, maka iblis pasti berupaya memerosotkannya. Intinya iblis akan terus bertipu daya terhadap manusia agar menjadi temannya di neraka. Manusia yang menjadi teman (lebih tepat budak) iblis disebut golongan mufsidun (pembuat kerusakan di bumi).
Ketika Allah memberikan sains kepada manusia agar dipergunakan untuk kebaikan, iblis beserta pengikutnya akan menyabotase agar manusia itu menggunakan sainsnya untuk kejahatan. Salman Al Farizi menggunakan kehebatannya dalam ilmu teknik sipil untuk peruangan Islam di Perang Khandak. Hamman menggunakan ilmu serupa untuk mengabdi kepada Firaun membangun kuil Firaun menantang Allah.
“Maka, anak-anak kalian harus menjadi manusia beriman yang berilmu dan manusia berilmu yang beriman. Kemudian ilmu untuk kebaikan. Maka iman-ilmu-amal shaleh itu satu kesatuan.
“Trend anak milineal kan obsesinya pintar, muda kaya-raya. Itu boleh. Yang penting gunakan sebagian ilmu dan kekayaanmu berbuat kebaikan. Keluarkan sebagian hartamu untuk zakat infaq sodaqoh. Gunakan untuk berjuang di jalan Allah. Jangan membuat kalian sombong. Jangan jadi orang bakhil bin tamak bin medit.”
“Kalian di sekolah Muhammadiyah mesti pernah diajar bahwa Allah akan meninggikan derajat orang beriman yang berilmu. Yang akan kita bawa setelah kehidupan dunia itu antara lain ilmin yuntawafu bih (ilmu yang bermanfaat). Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi umat manusia lain,” wejangku kepada mereka.
Pada akhirnya Allah pasti memenuhi janjinya. Pasti kelak bumi ini diwarisi dan dipimpin orang yang shaleh. Dan semoga kalian termasuk manusia yang dipilih itu. Generasi yang mencintai Allah dan dicintai Allah. (Quran surah Al Maidah 54).
“Semoga dengan kado bacaan Al Quran kalian itu, ayah menjalani sisa umur ini selalu mendapat rahmat Al Quran. Obat (syifak) Al Quran. Petunjuk Al Quran (hudan lil muttaqin). Cahaya Al Quran. Berkah Al Quran. Menjadi pencinta Al Quran. Mati secara husnul khatimah bersama Al Quran. Dan kelak di alam kubur ditemani Al Quran. Di akhirat mendapat syafaatnya Al Quran.”
Allahumarhamna bil quran. Waj’al hulana imaman wa nuuran wa huda wa rahmah. Allahumma dzakkirna minhuma nasiha wa allimna minhuma jahilna. Warzuqna tilawatahu ana al laili wa athra fan nahar. Waj’al hulana hujjatan ya Rbbal alamin. (Ya Allah mohon kasih sayangilah aku. Dengan sebab Quran ini. Dan jadikanlah Quran sebagai pemimpin, dan cahaya dan petunjuk serta rahmat bagiku. Ya Allah ingatkanlah aku apa-apa yang aku lupa. Yang telah Engkau jelaskan.) Amin.
Rabbi ‘alam