Tidak bisa dihindari Pompa air akan menggelontorkan jutaan kubik lumpur dan dipastikan akan memperparah pendangkalan di alur pelayaran sepanjang dua kilometer itu.
Terhentinya aktivitas di kalimas mengganggu jadwal pelayaran kapak kapal rakyat dan kapal konvensonal yang menjadi tulang punggung arus perdagangan dari Surabaya ke pulau pulau kecil di wilayah Jawa Timur termasuk luar Jawa (Kalimantan- Lombok- Maluku-Sulawesi-Papua-Makassar) dan beberapa daerah terpencil, terdepan, terluar dan perbatasan.
Selain dimanfaatkan kapal kayu Dermaga Kalimas memfasilitasi kapal besi hingga bobot 1000 DWT yang kehadirannya terkadang menghalangi alur dan menggangu lalu lintas kapal yang keluar masuk dermaga.
Umumnya kapal kapal tersebut menghindari rapat antrian di Dermaga Mirah. Konon mereka memanfaatkan Pelabuhan Kalimas yang idle capacity, lebih leluasa, mengurangi cost serta prosedur yang tidak ribet.
Sebagai catatan PT. Alur Pelabuhan Barat Surabaya (APBS) pada Tahun 2019 melakukan pengerukan agar memudahkan kapal rakyat berlabuh, bersandar dengan maksimal. Pekerjaan ini dihentikan karena terjadi insiden.
Dermaga tua sepanjang 75 meter ambrol akibat kesalahan teknis pengerukan. Bibir dermaga tidak mampu menyanggah kendaraan berat pengeruk lumpur yang idealnya dilakukan oleh kapal keruk mengingat kondisi sungai yang berbentuk palung itu.
Revitalisasi Pelabuhan Kalimas akan terganggu jika masalah pintu air Petekan tidak segera diselesaikan. Rencananya Terminal Kalimas akan dibagi menjadi tiga zona dengan kedalaman yang berbeda. Zona 3 akan digunakan untuk kegiatan Pelayaran Rakyat (Pelra) sedangkan zona 1 dan 2 yang lebih dangkal akan dimanfaatkan sebagai zona wisata. Rencana tahun ini akan dibangun apron sepanjang 1200 meter dari utara keselatan.
Dermaga juga akan dilengkapi perangkat elektrik untuk kapal yang sandar agar tidak lagi menghidupkan jenset kapal saat bersandar. Pelabuhan Kalimas adalah bagian dari Surabaya Kota Maritim yang layak dijadikan fishing port, sarana rekreasi air dan sentra pendidikan kemaritiman.
*) Penulis asalah Ketua Forum Masyarakat Kelautan, Maritim, Perikanan