Tentu saja kiprah Errol tidak lepas dari bimbingan tokoh media radio, (almarhum) Seotojo Soekomiharjo, pendiri dan pemilik Radio Suara Surabaya.
Tetapi pilihan Errol berjuang di SS ketika mengawali menjadi media radio jurnalistik berbasis narasumber warga kota Surabaya hingga menjadi sukses dan gilang gemilang, figur mendiang Errol sangat berperan aktif dan mewarnai setiap perubahan dalam pembaharuan.
Errol merupakan tokoh pers lokal Surabaya dengan kiprah di Jawa Timur dan seluruh tanah air, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi di antara ratusan bunga duka, turut menyampaikan duka dengan karangan bunga tepat di depan pintu masuk persemayaman.
Wali Kota Eri
menyampaikan duka sangat mendalam atas kepergian Errol sebagai sosok berintegritas yang memiliki dedikasi tinggi di bidang radio berbasis berita jurnalistik dengan narasumber warga Kota Surabaya. Identik dengan Suara Surabaya (SS).
Radio Suara Surabaya Media, tempat mendiang Errol menuangkan pikiran dan ide-ide berubah menjadi radio pilihan warga Kota Surabaya menyampaikan berita apa saja. Dan kini menjadi rujukan radio dengan basis yang sama.
Ratusan bunga duka mengantar dan menjadi saksi kepergian tokoh pers dengan media penyiaran radio begitu konsisten membangun kesetaraan masyarakat dalam menyampaikan berita dengan bahasa sehari-hari, ringan, informasi apa saja dan terukur serta menjadi kebutuhan masyarakat, terutama warga Kota Surabaya.
Selamat jalan mas Errol Jonathans, ratusan karangan bunga duka, tentu saja tidak cukup pengantar kepergian seorang tokoh pers dengan kepribadian rendah hati, menjadi teman dan guru, menjadi penyeimbang berpikir kritis wartawan, selalu lurus di jalan dunia jurnalistik.
Ratusan karangan bunga pertanda bahwa menanam kebaikan akan berbuah kebaikan. Menanam kritik konstruktif untuk kemanfaatan tetap akan melahirkan simpati dan empati. Serta tetap mendapatkan penghormatan ketika sang tokoh pergi selamanya. Selamat Jalan Errol bersama ratusan karangan bunga duka dari berbagai penjuru nusantara.
