SURABAYA (WartaTransparasi.com) – Gelaran ulang tahun ke 56 Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur di rumah dinas, sisi timur Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (19/5/2021) malam, mendapat perhatian serius pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Dr. Surokim Abdussalam.
Menurut dia, dalam situasi pandemi Covid-19 hampir dua tahun terakhir ini, yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memiliki empati kepada rakyatnya, bukan sebaliknya.
“Dalam konteks pandemi, kepekaan, empati, melindungi, memberi contoh menjadi kata kunci bukan malah para pembantunya mengembangkan mental asal bapak/ibu senang. Karena itu, harus ada evaluasi terhadap para bawahan yang terlibat,” ungkap Surokim kepada WartaTransparansi.com, Sabtu (22/5/2021).
Dosen FISIP Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini menyatakan, atas kasus itu, Gubernur Khofifah harus lebih berhati hati. Selain itu kepekaan para staf gubernur dan pejabat dilingkar beliau (Gubernur) harus di evaluasi. Ini masalah yang sagat serius dan tidak boleh terulang lagi.
Viralnya video pesta ulang tahun di rumah dinas gubernur, menurut Surokim sangat merusak citra Gubernur Khofifah dan melukai hati rakyat dan wajar saja kalau kemudian mereka marah.
Kemarahan rakyat terhadap gubernur ini menjadi akumulasi atas situasi Pandemi Covid-19 dimana masyarakat dihadapkan dengan banyak aturan prokes, tidak boleh bepergian, tidak boleh mudik, ada pembatasan dimana mana dll.
Surokim mengaku sangat prihatin. Pejabat Pemprov Jawa Timur Benar benar nihil empati. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga. “Kasihan betul bu gubernur,” tandasnya.
Rumah dinas gubernur dan gedung negara Grahadi itu adalah rumah rakyat. Sekalipun Bu Khofifah sudah melakukan klarifikasi dan meminta maaf kepada rakyatnya, namun klarifikasi apapun sulit untuk diterima.
Surokim mengatakan, jalan satu satunya yang bisa dilakukan oleh Gubernur Khofifah ya meminta maaf itu karena sudah kadung (terlanjur) diketahui oleh publik. Klarifikasi, pembelaan atau apapun namanya juga tidak akan menyelesaikan masalah, tegas dia.
Saya tidak tau apakah gubernur ini kena jebakan. Saya tidak kesana. Tetapi pola kepemimpinan empati itu sangat diperlukan di era pandemi sekarang ini.
Semua pemimpin harus lebih berhati hati terhadap situasi seperti itu karena masyarakat memerlukan perlakuan yang sama dan itu harus dimulai dari pemimpinnya. “Publik sudah terluka dan gubernur ke blegong,” pungkas Surokim . (*)