Sebagai bangsa yang memang dari awal sudah menganut azas gotong royong, maka jika negara diberi tanggung jawab, dan dunia usaha ikut gotong royong maka kebersamaan akan semakin baik. Dan wajib menjaga semangat ini ke depan semakin baik dan tetap saling bantu membatu, bukan saling menonjolkan ego.
Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, menekankan pentingnya memutus mata rantai penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Hal itu dikarenakan virus Corona masih mengancam, terutama varian baru.
Mendag Luthfi mengatakan, program vaksinasi gotong royong yang ditujukan kepada para pekerja dan karyawan perusahaan dapat menjadi terobosan kebijakan yang baik dari pemerintah dan juga swasta untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Presiden Joko Widodo secara khusus mengapresiasi dan mendukung vaksinasi gotong royong, dan mengharapkan menjadi percepatan vaksinasi secara massal.
Hanya saja penentuan harga vaksin gotong royong sebesar Rp 879.140 per orang (dengan 2 kali vaksin atau 2 dosis plus tenaga medis), masih memberatkan sejumlah perusahaan.
Tetapi pemerintah tetap tidak melakukan koreksi atas harga vaksin tersebut. Karena pemerintah sudah siap dengan vaksinasi massal gratis sesuai dengan ketentuan.
Program vaksinasi gotong royong sesungguhnya bukan soal harga. Tetapi karena gotong royong maka bersifat sukarela dan sesuai dengan kemampuan.
Tetapi vaksinasi gotong royong sesuai kemampuan badan usaha atau perusahaan, maka tinggal menyesuaikan dan jika ke depan ada kemungkinan perlu musyawarah, maka tetap secara bersama-sama atau gotong royong, dimusyawarahkan termasuk kemungkinan perubahan kebijakan
Oleh karena itu, semangat gotong royong dalam berbangsa dan bernegara, tidak saling mempertahankan soal harga, tetapi semangat untuk vaksinasi massal baik melalui program pemerintah yang gratis, dan program gotong royong dari bahan usaha atau perusahaan gratis, atau menggabungkan anggaran pemerintah dengan anggaran perusahaan. Semua masih mungkin karena semangatnya gotong royong.
Sekali lagi program vaksinasi gotong royong ini, yang terpenting bagaimana mendorong pencepatan vaksin Covid-19, sehingga tetap masih harus mengedepankan gendong endit (saling membantu) antara pemerintah, pengusaha dan pekerja.
InsyaAllah dengan menjaga semangat gotong royong tanpa mencari celah kelemahan dan perbedaan, akan menjadikan Indonesia mampu mengatasi dengan tetap sehat, kuat dan bermartabat. Mari menjaga gotong royong dalam musyawarah mufakat. (*)