Tajuk  

Ketika Wartawan Sudah Terbuang

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Ketika Wartawan Sudah Terbuang

Inilah zaman ketika wartawan sudah terbuang. Perusahaan pers atau perusahaan media pers, sudah diambang jurang pada akhir zaman, terbuang. Terbuang begitu saja tanpa mampu melawan apalagi menawar tentang perubahan zaman dan perubahan perjuangan wartawan.

Kasus wartawan Tempo, Nurhadi, membuat banyak wartawan bangkit dari tidur panjang, bahwa kemerdekaan pers sudah dijual dengan berita Hoax dan berita sampah, bahkan berita menjerumuskan.

Kemerdekaan pers bukan lagi milik wartawan, tetapi milik penulis gelap dalam berbagai tulisan dari pagi sampai pagi hanya mencatat tentang penghargaan pejabat pemakai uang rakyat dalam nafsu berpesta pora. Membuat rakyat terkena dan lupa.

Media massa mereka menyatakan diri melalui berbagai media sosial lebih menjanjikan menyampaikan berita tentang semua peristiwa (walaupun kadang lupa atau salah) atau sengaja salah dan pura-pura lupa.

Kasus wartawan Tempo, Nurhadi, dengan diselamatkan Allah SWT hingga mampu membuat kronologis peristiwa selama mendapat perlakuan biadab dan keji, sekedar mengingatkan bahwa dunia jurnalistik, profesi kewartawan, posisi peruhasaan media pers, sedang dalam proses terbuang oleh kekuasaan.

Wartawan beserta perusahaan pers atau perusahaan media pers, sedang dalam pengkondisian proses bagaimana dengan secara alami terbuang dari hiruk pikuk zaman. Karena kritik konstruktif apalagi kritik pedas, sudah pasti akan mengganggu kenyamanan siapa saja, walaupun sudah jelas-jelas melanggar aturan juga mengkhianati bangsa sendiri bahkan menyingkirkan anak negeri.

Masih adalah wartawan, masih adalah kemerdekaan pers, masih adalah perusahaan pers memihak wartawan dengan sungguh-sungguh, masih adalah pemerhati pers membela wartawan dengan panggilan hati nurani.

Atau wartawan hanya diibaratkan berbagai berita dan tontonan di berbagai merk televisi dan berbagai gelombang televisi atau berbagai televisi digital terkini.

Atau justru sebaliknya, wartawan memang sudah benar-benar terbuang. Hanya tinggal kenangan.