Selamat Jalan Budi Johanes, Gelandang Hebat Persebaya

Selamat Jalan Budi Johanes, Gelandang Hebat Persebaya
Djoko Tetuko (Pimred Wartatransparansi) ujung kanan dan Budi Johanes (kaos biru), Imam Syafiie dan Abdul Muis. (foto/wartatransparansi/dok)

Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Ketika berita duka dari dedengkot promotor musik dan manajer Persebaya All Star, H Iwan Syafi’i bahwa Budi Johanes “Arek Ambengan”, gelandang Persebaya telah wafat langsung pikiran melayang ke lapangan hijau.

Budi Johanes lahir menjadi pemain hebat di Persebaya dan tim nasional, mengocek bola dari kampung Ambengan Surabaya (sebelah selatan THR dan Taman Remaja), bahkan hanya dipisahkan tembok batas kampung.

Rumah kediaman Budi Johanes pada masa muda, hanya berjarak sekitar 500 meter dari lapangan Persebaya di Karanggayam Surabaya dan Stadion Gelora 10 November Surabaya. Tetapi sang gelandang elegent dengan talenta luar biasa, bergabung dengan klub Indonesia Muda, anggota Divisi Utama Persebaya.

Ketika Persebaya kembali meraih prestasi gemilang pada tahun 1986/1987 menjadi juara Perserikatan dengan menaklukkan Persija Jakarta 3-2 di Grand Final, kontribusi Budi Johanes sebagai play maker, sebagai gelandang hebat, sangat mewarnai.

Persebaya ketika itu dengan formasi 4-4-2 Tim Inti ; I Gede Putu Yasa (gawang) Nuryono Hariyadi-Subangkit (stoper), Muharrom Rusdiana (back kanan) Zaenal Suripto/Usman Hadi (back kiri), Budi Johanes, Maura Helly/Seger Sutrisno, Yongki Kastanya, Aries Sainyakit (tengah/gelandang) duet striker Syamsul Arifin dan Mustaqim.