Jumat, 19 April 2024
26 C
Surabaya
More
    Jawa TimurMadiunKapolresta Madiun Beri Penghargaan Relawan Termuda, Fitria Jadi Imam & Pemulasaraan ...

    Kapolresta Madiun Beri Penghargaan Relawan Termuda, Fitria Jadi Imam & Pemulasaraan Jenasah Covid-19

    Madiun (Wartatransparansi.com) – Sungguh ini sangat luar biasa. Usianya sangat muda, 18 tahun. Namun Fitria Adi Wibowo, pelajar SMK Negeri l Kota Madiun memiliki jiwa sosial yang tinggi.

    Ia aktif dalam kegiatan kepalang merahan termasuk dalam penanggulangan Covid-19. Itu sebabnya Kapolres Kota Madiun AKBP Dewa Putu Eka D, memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Fitria Adi Wibowo sebagai relawan termuda. Penghargaan tesrsebut diserahkkan di Mapolres Kota Madiun, pada Senin (8/2/2021).

    “Fitria Adi layak menerima apresiasi, bukan saja usianya yang masih muda, namun kepedulian Fitria membantu sesama yang tengah mengalami musibah patut di contoh oleh pelajar lainya,” jelas Kapolres Kota  Madiun.

    Karena itu kata pejabat nomor satu dijajaran Polres Kota Madiun meminta agar Fitria selalu menjaga  kondisi kesehatan.  Dan terpenting meskipun aktif di palang merah, jangan sampai pelajaran sekolah ketinggalan. Prestasi akademik harus dikejar. “Panggilan jiwa untuk membantu sesama dan tugas palang merah itu sangat mulia,” tandas Kapolres singkat

    Baca juga :  Saat Akan Ngeban, Truk Over Dimensi Muatan Rosok Terguling di Madiun

    Kapolresta Madiun Beri Penghargaan Relawan Termuda, Fitria Jadi Imam & Pemulasaraan Jenasah Covid-19

    Sementara itu Kasi Pelayanan PMI Kota Madiun Yulius Victoria A, S. Kom, memuji jiwa solidaritas Fitri Adi Wibowo. Pihaknya mengharapkan agar tetap semangat untuk menjalankan misi kemanusiaan.

     

    Jiwa sosial dan suka menolong sesama, apalagi terhadap mereka yang terkena musibah patut ditiru oleh pelajar lainnya. “Semoga anak anak muda di jaman milenial lebih tergerak hatinya untuk saling membantu  kepada mereka yang membutuhkan pertolongan,” tambahnya.

    Fitria mengaku sangat bangga bisa brgabung dengan PMI karena merupakan tugas mulia, apalagi saya sangat senang bisa membantu orang – orang.

    Ia bercerita bahwa awalnya, hanya melihat saja kegiatan PMI kemudian tertarik dan tertantang untuk bergabung sehingga mengajukan diri untuk ikut dalam kegiatan tersebut. Alhamdullilah mendapatkan respon dari pak Yulius.

    Baca juga :  Saat Akan Ngeban, Truk Over Dimensi Muatan Rosok Terguling di Madiun

    Dari situ saya sering diajak dan dibimbing selama kegiatan. Namun setiap ada kegiatan saya selalu ijin orang tua terutama ibu saya dan alhamdullilah orang tua mengizinkan. Beliau sangat mensupport dan selalu berpesan untuk berhati hati dalam menjalankan misi kemanusiaan, terang Fitria putra dari Sri Widayati ini.

    Fitria ingat betul, kegiatan pertama yang diikuti yaitu ikut pemulasaraan jenasah, lalu penyemprotan desinfektan, patroli kegiatan pembatasan, PSBB, di malam hari.

    Bahkan Fitria menjadi imam saat menyolatkan jenazah pasien covid-19, jika di lokasi pemakaman tidak ada Modin. Meski sempat khawatir terpapar covid-19, namun demi tugas kemanusiaan ia rela melakukannya. Kalau takut (terpapar) itu pasti. Tapi Alhamdulillah aman. Saat tugas saya selalu pakai prokes, imbuhnya. (min)

    Reporter : Amin Istighfarin

    Sumber : WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan