PASURUAN (Warta Transparansi.com) – Keberadaan sungai wrati yang membelah wilayah Kecamatan Beji, kian hari keadaanya semakin tak menentu. Badan sungai yang berada di Dusun Kedungringin Tengah atau tepatnya di sebelah barat jembatan penghubung Dusun Kedungringin Tengah dan Kedungringin Utara selebar lebih dari 15meter tersebut tertutup oleh endapan setebal lebih dari 50cm dan sepanjang hampir 1kilometer.
Alhasil badan sungai wrati selain banyak ditumbuhi pohon pisang, pepaya, kersen, enceng gondok, rumput dan tanaman liar lainnya juga bisa dilewati orang, bahkan bisa dibuat untuk gowes alias bersepeda.
Mendapati keadaan sungai wrati yang sedemikian akut, Forum DAS Wrati bersama warga Desa Kedungringin pada Sabtu pagi (6/2/2021) mencoba membersihkannya dengan cara manual.
Menurut Kepala Desa Kedungringin Rizky Wahyuni,” kondisi sungai ini selalu dan selalu seperti ini serta telah berlangsung lebih dari 20tahun,” tegasnya.
“Kami berharap agar pihak terkait sesegera mungkin melakukan upaya, agar desa kami tidak selalu dan selalu banjir akibat luapan sungai wrati ini. Apalagi saat ini musim penghujan, warga selalu dihantui rasa was-was jika sungai wrati meluap dan membanjiri perkampungan warga. Jika endapan ini dibiarkan, jembatan ini bisa ambruk. Pihaknya juga meminta agar jembatan penghubung antara dua dusun ini dilakukan peninggian,” ungkap Kades wanita pertama di Desa Kedungringin ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Forum DAS Wrati Henry Sulfianto, saat berada di lokasi,” gowes ditengah sungai ini merupakan bentuk rasa kekecewaan dan kekesalan warga,”ucapnya.
” Faktor timbulnya endapan yang ada ini salah satunya akibat dari limbah dari sejumlah pabrik dan tidak terkontrol. Pertumbuhan tamanan liar semacam enceng gondok dan lainnya, dapat tumbuh subur lantaran limbah cair yang mengalir di sungai ini, selain adanya sampah,” ucapnya.
Ditambahkan pula, perlu juga diketahui bersama jika kondisional yang sangat komplek ini dibiarkan tanpa ada penangan yang serius, maka lama kelamaan Desa Kedungringin akan tenggelam dan hanya tinggal petanya saja. Pemerintah harus hadir dalam permasalahan yang telah puluhan tahun terjadi, upaya konkrit dari semua elemen sangat diperlukan.
Apalagi saat ini masih ada polemik atas proyek pipa saluran limbah 5 perusahaan yakni PT. Mega Marine Pride, PT.Baramuda Bahari, PT. UJK, PT.Marine Cipta Agung dan PT.Wonokoyo Jaya Corporation (unit RPA) yang sedianya akan dibuang ke sungai wrati. Otomatis hal itu akan semakin memperburuk kondisi sungai wrati itu sendiri dan warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai,” pungkasnya.
Dari pantuan dilapangan, awalnya puluhan warga hendak membersihkan sungai, namun lantaran ketebalan endapan yang sedemikian rupa. Akhirnya warga mengurungkan niatnya dan pihak Pemdes Kedungringin, berkoordinasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas-Gempol dan Muspika Beji guna mendatangkan alat berat.(tim)