Tajuk  

Grand Desain Olahraga Nasional Konsep atau Pelaksanaan

Grand Desain Olahraga Nasional Konsep atau Pelaksanaan
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi WartaTransparansi

Ketika Pekan Olahraga Nasional (PON) hasil rapat paripurna nasional (Raparnas) KONI tahun 1998 memutuskan bahwa penyelenggara event 4 tahun itu, di Jawa Timur, maka provinsi paling ujung timur pulau Jawa ini, mempersiapkan berbagai kelengkapan teknis maupun nonteknis.

Salah satu upaya memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara, menggelar berbagai seminar nasional dan Focus Group Discassion (FGD) dengan salah satu motor penggerak Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jatim.

Jika pada Sabtu (9/1/2021) kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora) menggelar FGD Finalisasi Grand Design Keolahragaan Nasional, di Hotel JW Marriot, Surabaya, maka memerlukan sebuah pertanyaan besar apakah sekedar membuat konsep atau buku biru atau akan dilaksanakan dengan berbagai terobosan secara profesional.

Sekedar mengingatkan bahwa ketika itu, menjelang PON XV -2000, Gubernur Pemerintah Provinsi Jawa Timur Basofi Soedirman memberi kesempatan para pelaku olahraga membuat terobosan untuk meraih prestasi Internasional.

Salah satu keputusan dari berbagai seminar nasional dan FGD, yaitu mendirikan Sekolah Khusus Olahraga (Sekolah Negeri Olahraga/Smanor, sekarang) dengan harapan menjadi salah satu grand design pembinaan prestasi olahraga di sekolah. Mengingat waktu itu Sekolah Khusus Olahraga Ragunan Jakarta sudah mengalami kemunduran prestasi, karena beban sekolah umum masih diberikan kepada siswa khusus (atlet).

Pertimbangan lain ketika itu, IKIP Negeri Surabaya di Ketintang (Universitas Negeri Surabaya/Unesa, sekarang) merupakan satu-satunya perguruan tinggi dengan kelebihan mempunyai perlatan khusus untuk sport science, hasil bekerjasama dengan pemerintah Australia.

Ada Lima Pilar kesimpulan FGD pada tahun 1999-2000 menjelang PON XV-2000. Pertama, dalam hal meningkatkan prestasi atlet melalui sport science memanfaatkan peralatan canggih ketika itu, sehingga seluruh atlet di Smanor terdeksi secara ilmu pengetahuan struktur tubuh dan prediksi kemampuan maksimal mencapai prestasi.