Renungan Akhir Tahun: Hisablah Dirimu Sendiri (1)

Renungan Akhir Tahun: Hisablah Dirimu Sendiri (1)
HS. Makin Rahmat, Ketua SMSI Jawa Timur

Waktunya, dalam bingkai persaudaraan dan kebangsaan, mengedepankan jiwa saling merangkul bukan memukul. Dawuh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Miftachul Akhyar, bahwa kehadiran para mubaligh (dai) bukan sekedar cakap dalam berdalil dan lihai ber-mauidloh hasanah (menyampaikan kebaikan). Lebih urgen adalah keikhlasan menjadi uswah hasanah (contoh/ tauladan yang baik). Menciptakan suasana damai, kondusif dan mencari penyelesaian masalah dengan solutif yang rahmatan lil ‘alamiin. Menjadi sumber mata air jernih, mampu mengisi tenggorakan kering kehausan.

Menurut Kiai Miftah, juga Rais Amm PBNU ini, waktunya melakukan kajian Islam secara mendalam dan menyeluruh sehingga menemukan hakikat Islam. Ya, dari petuah beliau, saya semakin menyadari makna dari “Iqro’ kitabaka”. Singkirkan perbedaan pada level kulit (syariat), dewasalah perbedaan mazhab, pendapat dan sebagainya.

Alangkah memalukannya jika seorang yang mulai memasuki “isi” masih selalu sibuk berdebat masalah kulit. Bagaimana bisa menghisap dirinya sendiri, jika terlalu sibuk dengan urusan orang lain.

Tentulah, menjadi manusia yang merugi. Ingatlah firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Ashr (103) Demi Masa (1) Sesungguhnya manusia selalu dalam kerugian (2), Kecuali manusia yang beriman, orang yang beramal shaleh (mengerjakan kebajikan), dan hamba Allah saling menasehati dalam kebenaran dan selalu mengingatkan dalam kesabaran (3).

Jangan sampai catatan dirimu, baik hanya menurut dirimu sendiri. Tapi, banyak membawa celaka baik orang lain. “Bacalah kitabmu, pada hari ini cukuplah dirimu sbg penghisab atas dirimu sendiri”. Subhanallah. Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Apakah ada figur-figur manusia yang merugi? Ikuti Catatan Renungan akhir tahun berikutnya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. (Oleh  HS. Makin Rahmat, Ketua SMSI Jawa Timur)