Tajuk  

Plus Minus Media Sosial sebuah Kekuatan Dunia Baru

Plus Minus Media Sosial sebuah Kekuatan Dunia Baru
Djoko Tetuko (pemotretan) Ranu Bedali Lumajang

Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi.com

Media sosial sudah menjadi keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga kehidupan dalam berbagai pergerakan sosial. Bahkan begitu masiv kekuatan new media (media baru), mengarahkan masalah positif atau negatif tinggal mengatur narasi, foto, dan berbagai konten bernada menghasut, memfitnah, dan/atau mempromosikan sesuatu sesuai dengan pesanan.

Begitu kuat pengaruh media sosial, maka dalam waktu sekejab ketika dunia dibatasi dengan mengurangi perkumpulan, kerumunan massa, menjaga jarak, dan bahaya melakukan kegiatan dalam kondisi tidak menjaga protokol kesehatan, di Mada pandemi Covid-19 seluruh dunia.

Kelompok-kelompok penggiat medsos juga membanjir dengan berbagai konten promotif, konten adu domba, konten memutarbalikkan fakta dan data menjadi sebuah opini dengan berbagai bumbu dan ulasan mendramatisir. Sehingga konten medsos akan menentukan mengarah ke mana? Pengaruh positif atau berdampak negatif atau sesuai pesanan.

Berdasarkan beberapa penelitian, cukup banyak kelompok tertentu sengaja
melempar isu bernada provokasi, yakni; isu seperti kebangkitan PKI, penculikan ulama, fitnah terhadap presiden, pemerintah dan tokoh-tokoh tertentu termasuk menyebarkan virus yang sengaja dikirimkan kepada orang atau kelompok lawan yang berakibat dapat merusak perangkat elektronik bagi penerima.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, melihat sisi positif dari konten medsos, mengapresiasi peran influencer dalam mempromosikan berbagai potensi di Jatim.

Senin (7/12/2020) di Gedung Negara Grahadi, Gubernur Khofifah memberikan apresiasi terhadap
peran pegiat media sosial ketika mampu memperkenalkan potensi pariwisata, budaya, dan kuliner Jatim.

Gubernur Khofifah menyebut, di era digital ekonomi seperti sekarang ini promosi potensi daerah tidak cukup hanya dilakukan melalui media konvensional yang sifatnya satu arah. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berupaya menggandeng para pegiat media sosial untuk turut serta mempromosikan potensi wilayahnya.

Diketahui, untuk lebih memperkuat kolaborasi antara pegiat media sosial di seluruh Kabupaten/Kota di Jatim, setiap tahun Pemprov Jatim menggelar East Java Social Network (EJSN) Meet Up.

East Java Social Network (EJSN) mempertemukan ratusan pegiat media sosial multi platform se-Jatim dengan turut menghadirkan sejumlah pembicara dan praktisi media sosial nasional. Harapannya, kualitas dan kuantitas konten yang dihasilkan para pegiat media sosial di Jatim dapat semakin terus meningkat.

Sebagaimana diketahui tahun lalu diselenggarakan di Kota Surabaya. Sedangkan tahun ini di Kota Batu Malang. Pegiat medsos selain mendapatkan insight dan wawasan baru, juga diajak ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.