banner 728x90
Tajuk  

KH Mifta Ikuti Jejak KH Ma’ruf Amin, KH Sahal dan KH Ali Yafie

KH Mifta Ikuti Jejak KH Ma’ruf Amin, KH Sahal dan KH Ali Yafie
Djoko Tetuko (pemotretan) Ranu Bedali Lumajang

Terakhir ketika Jatim doa bersama melawan Covid-19 dengan istighotsah dari Gedung Negara Grahadi, Kantor Wilayah PWNU Jatim, dan Ponpes Lirboyo Kediri, Kiai Mifta tetap memimpin doa bersama dengan khas kharismatik dan kesantunanya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat (27/11/2020) secara sebagai santri, walaupun masih menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU tanpa periode (karena permintaan seluruh anggota Muslimat NU), dengan begitu tawadhu mengucapkan selamat, dan bersyukur.

Gubernur Khofifah menyebut bahwa terpilihnya KH Miftachul Akhyar untuk mengemban amanah baru tersebut adalah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jatim.

Gubernur Khofifah menegaskan, bahwa ada harapan besar warga masyarakat Jatim dan Indonesia pada umumnya pada sosok Ketua Umum MUI yang kini dijabat oleh KH Miftachul Akhyar tersebut.

Bahkan dengan tegas menyatakan mengutip kembali pidato beliau sesaat setelah terpilih ketua umum MUI, bahwa tugas ulama adalah berdakwah dengan mengajak bukan mengejek. Merangkul, bukan memukul. Menyayangi bukan menyaingi. Mendidik bukan membidik. Membina bukan menghina. Mencari solusi bukan mencari simpati. Membela bukan mencela. Ini referensi pendakwah, muballigh-muballighoh yang luar biasa.

Penekanan Gubernur Khofifah dengan mengutip pidato kesantunan Kiai Mifta, menunjukkan bahwa kepemimpinan sang Kiai di MUI menjadi pertanda bahwa ke depan membangun bangsa dan negara ini, bukan sekedar kepandaian berdakwah atau menyampaikan pidato. Tetapi menyatukan suasana kebangsaan menuju cita-cita luhur dalam mewujudkan rahmatan lil alamin, dalam berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)