MADIUN (Wartatransparansi.com) – Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menghimbau masyarakat agar sementara tidak melintasi Jembatan Patihan. Dikhawatirkan sewaktu waktu jembatan ambruk, mengingat dua dari enam pilar jembatan yang dibangun Belanda kisaran Tahun 1900 itu saat ini diindikasikan mengalami ambles sedalam 20 senti meter.
Peringatan itu disampaikan Thariq Megah, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (DPUTR) Kota Madiun,
kepada jurnalis di ruang kerjanya, Kamis (19/ 11). “Terlebih kalau hujan lantas banjir, sangat mungkin dua pilar yang sudah ambles itu akan terbawa arus,” tutur Thariq.
Jembatan itu sendiri, menurut Thariq, menjadi sarana vital bagi penduduk yang terpisahkan Bengawan Madiun yang berada dalam Kecamatan Manguharjo. Wilayah tersebut diantaranya Kelurahan Patihan, Ngegong, Sogaten, Winongo, Wayut, Sidomulyo serta desa dan kelurahan lainnya.
Dijelaskan Thariq, kecuali usia jembatan yang memang sudah tua, rusaknya dua penyangga bagian tengah jembatan itu lantaran seringnya dihajar sampah berupa kayu kayu besar saat terjadi banjir. “Tekanan banjir itu besar sekali. Apalagi ditambah dengan material kayu kayu besar. Tentu akan terjadi kontraksi pada penyangga tersebut,” tambah Thariq.
Untuk menutup total jembatan tersebut, menurut Thariq, pihak pemerintah kota juga sedikit kebingungan. Pasalnya, akses bagi kedua wilayah yang terpisahkan akan memutar puluhan kilometer jika ingin keluar atau masuk Kota Madiun.