Sementara secara kumulatif, kata Dadang, selama Januari-Agustus 2020 neraca perdagangan Jawa Timur juga masih mengalami defisit sebesar 333,44 juta dollar AS.
Hal ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor d sektor nonmigas yang surplus sebesar 1,301 miliar dollar AS. Akan tetapi selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas justru mengalami defisit sebesa 1,634 miliar dollar AS.
Menurut Dadang, surplus sektor nonmigas ini perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jawa Timur berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas.(ryo/guh)