SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanyo mengatakan, partainya tidak grusa grusu dalam menetapkan Calon Walikota dan wakil Walikota Surabaya pada Pilwali, Desember 2020.
Hal itu semata mata karena PDIP tidak ingin rekom PDIP jatuh ke tangan yang salah atau jatuh kepada mereka yang mengandalkan modal besar, kata Hasto kepada wartawan ditengah konsolidasi organisasi di kantor DPD PDIP Jawa Timur, di Surabaya, Minggu (30/8/2020).
“Kalau di belakang calon itu berdiri mereka-mereka yang ingin merubah tata kota hanya karena kapital, maka pembangunan Surabaya menjadi tidak berkesinambungan. Meski begitu Hasto menegaskan bahwa rekom PDIP sudah siap untuk di umumkan. Karena nama calon Walikota dan Wakil Walikota sudah ada,” jelas Hasto.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDIP Tri Rismaharini. Bahwa untuk menang di Kota Surabaya diperlukan modal sosial. “Modal sosial jauh lebih penting daripada kapital,” tegas Tri Risma yang masih menjabat Walikota Surabaya ini.
Dijelaskan Hasto, kepemimpinan ke depan Kota Surabaya adalah kesinambungan visi dan misi. Yang mana visi misi itu sudah diletakkan oleh wali kota Surabaya sebelumnya Bambang DH dan wali kota Surabaya sekarang Tri Rismaharini.
Hasto kembali menyatakan bahwa pembangunan yang berkesinambungan dalam pandangan PDIP adalah harapan bagi wong cilik, agar Surabaya tetap dipimpin oleh mereka yang memiliki jiwa kerakyatan tersebut.
Pilkada bukan sekedar menampilkan calon secara sembarangan. Bagi PDI Perjuangan, baru menjadi calon saja, sudah harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais, memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat dan bertanggung jawab bagi masa depan.
Terlebih Surabaya yang menjadi icon begitu banyak identitas keberhasilan, yakni smart city; the green city; the cultural city, serta banyak identitas lainnya seperti Kota Paling Bersih dan lain-lain.
“Karena itulah Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia akan dijaga dan dilindungi oleh seluruh anggota dan kader oartai yang menyatu dengan rakyat untuk dimenangkan dalam pilkada serentak tahun 2020 ini,” tegasnya.
Dalam konsolidasi organisasi internal PDIP Jatim ini, Hasto Kristiyanto dan Tri Rismaharini hadir bersama pengurus DPP PDIP lainnya, Djarot Syaiful Hidayat dan Arif Wibowo ditugaskan oleh Megawati untuk melakukan konsolidasi.
“Jawa Timur ditargetkan kemenangan setidak 13 kabupaten/kota. Ini positif dan dengan gotong royong kita capai target tsb dengan penuh keyakinan.,” ungkapnya.
Hasto juga sempat mengritik media tertentu, sepertinya ada tarik tambang kepentingan yang berbeda antara dirinya dengan Risma. Tidak ada tarik tambang politik di internal Partai. Yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan.
“Semua taat sepenuhnya kepada keputusan ketua umum partai, Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau telah mendapat kewenangan dari Kongres Partai untuk mengambil keputusan. Itulah kultur demokrasi yang kita bangun. Itulah disiplin kita. Taat sepenuhnya keputusan ketua umum partai, jelasnya (min)