Pesan Moral Ketum MUI Jatim Drs. KH. Abdussomad Buchori: Lawan Covid-19, Perbaiki Akhlak dan Pelayanan

Pesan Moral Ketum MUI Jatim Drs. KH. Abdussomad Buchori: Lawan Covid-19, Perbaiki Akhlak dan Pelayanan
Drs. KH. Abdussomad Buchori (kiri) dan Makin Rahmat

WAJAR kalau Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tetap menjadi panduan dirigen untuk menentukan kebijakan di pusat. Ketua Umum (Ketum) MUI Jatim Drs. KH. Abddussomad Buchori walau usia sudah menapak ke 80 tahun masih tetap tregginas dan bersemangat ketika membahas soal umat, soal tata kelola Negara dan kondisi bangsa yang lagi menghadapi virus Corona (Covid-19).

Bagaimana pandangan Kiai Abdussomad, juga Ketua Bidang Dakwah MUI Pusat, mengenai momen perayaan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharam 1442 yang masih dalam suasana Indonesia merayakan hari Kemerdekaan ke 75 tahun dan kondisi Negara yang lagi berkecamuk efek demino Covid-19, termasuk adanya deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)? Berikut wawancara WartaTransparansi.com  Makin Rahmat dengan Pak Kiai :

Assalamu’alaikum Warokmatullahi wabarokatuh ?
Jawab : Waalaikumsalam warokmatullahi wabarokaatuh.

Bagaimana keadaan Kiai setelah kunjungan silaturrahmi sebelumnya (Menerima Ketua SMSI Jatim, H. Makin Rahmat, SH, MH) di kediaman ?
Jawab : Alhamdulillah, binikmatillah. Tetap sehat wal afiat, mudah-mudahan dengan izin Allah SWT bisa memberikan kemaslahatan terhadap umat dalam kiprah MUI sendiri.

Bagaimana peran MUI secara umum ?
Jawab : Alhamdulillah, peran MUI dalam mensikapi berbagai persoalan dan permasalahan di lapangan, MUI harus tetap jeli, teliti, tegas, dan jernih dalam mengambil sikap, termasuk menggunakan dalil yang sejalan dengan keberadaan MUI. Artinya, ulama sebagai pewaris para nabi (warostatul anbiya) dan pelayan umat (khadimul ummah), penerus misi yang diemban Rasulullah harus memberikan tanggapan positif dan jawaban kongkrit. Jadi, bukan berhujjah (berpendapat) malah memperkeruh suasana. Sebaliknya, ada gambaran riil, bisa memberikan contoh dan solusi.

Jelasnya, bagaimana ?
Jawab : Ingat ya, MUI sejak berdiri 26 Juli tahun 1975, ulama (pengurus MUI) harus memahami kesejarahan, tetap dalam bingkai kehidupan kebangsaan dengan mengembangkan potensi melalui ikhtiar kebajikan sehingga terwujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan meraih ridloNya. Sikap saling memahami, menghormati dalam keberagaman harus tetap mengedepankan persaudaraan (ukhuwah), saling tolong menolong, ta’awun, dan tolerasni (tasamuh). Saya baik dengan umaro, Gubernur, Kapolda, Pangdam dan pejabat terkait ketika berkomunikasi selalu saya sampaikan pentingnya, menjaga keutuhan, kebersamaan. Jangan sampai kepercayaan rakyat memudar.