Penyair penyiar pujangga Angkasawan, bercermin di rumah besar bernama RRI bahwa merah putih harga mati. Pembaca puisi berbaju putih, penari berbaju merah, bertopeng dua merah dan putih, bersyair bahwa kemerdekaan merah dan putih (kemerdekaan antara Corona dan korupsi).
Pujangga Angkasawan bukan sekedar memuja menawan, tetapi menyatakan Indoensia masih negeri pujaan, Indonesia masih negeri menawan.
Malam apresiasi puisi RRI, sebuah kampanye komunikasi bahwa merajut persatuan semenanjung bangsa Melayu butuh menenun dengan kata penuh arti, sajak penuh bijak, dalam perpaduan kontemporer, kontemplasi, dan kombinasi menyampaikan informasi begitu berarti untuk menjaga negeri, walau hanya membayar malam apresiasi puisi, dalam bacaan membumbung tinggi ke angkasa, membisikan ke seluruh nusantara, menyatukan hati anak negeri. Tetap memilih komunikasi sejati dari RRI.