“Kita tidak perlu mempertentangkan NU dengan asas negara. Karena NU tidak berbicara mengenai asas. Melainkan tujuan.” Lalu sekarang apa tujuan NU? Ialah melaksanakan semua yang akan menjadikan kemaslahatan Ummat Islam.
Pemikiran kiai siddiq ini mencerminkan tentang keluasan cara pandang dalam berbangsa dan bernegara. Beliau tau mana cashing mana content beliau tau dimana meletakan ego dalam berorganisasi dan bernegara.
Jika saja NU berfikir menang menangn untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan yang minoritas demi keutuhan bangsa entah apa yang terjadi terhadap bangsa ini. Ini adalah wujud pengorbanan yang nyata NU untuk bangsa.
Dalam memperingati Idul qurban ini seyogyanya kita tidak hanya larut dalam euforia penyembelihan hewan qurban saja tapi kita Juga harus mampu “menyembelih” ego kita dan makin menumbuhkan rasa empati kita terhadap sesama dan berbangsa dan beragama.
Nafsu untuk menujukkan atau show of force kepada pihak lain harus juga turut “tersembelih” dalam hewan qurban kita dan inilah cermin yang ingin dipancarkan dalam spirit Idul qurban.
Jika niatan kita menyisihkan harta kita untuk membeli hewan Qurban yang jelas jelas pahalanya saja masih terkalahkan dengan nafsu kita untuk membeli sepeda lipat yang harganya jutaan rupiah lantas bagaimana dengan pengorbanan yang lebih besar untuk bangsanya ? .
Kemauan dan kegigihan kita untuk menjaga Pancasila insyaloh akan dicatat sebagai amal baik kita sebagai bentuk kecintaan kita kepada tanah lahir kita. Kita tidak bisa beribadah dengan khusuk jika kit hidup dalam situasi yang carut marut, dan para kiyai pendahulu kita yakin melalu ikhtiar Pancasila ini adalah cara yang tepat dalam menjaga bangsa yang Bhinneka tunggal ika ini.
NU sudah mengawali menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal sehingga sangat wajar jika memiliki cara ala NU dalam menjaga, mencintai dan merawat Pancasila. Karena membela Pancasila tidak cukup dalam bentuk teriakan lantang dengan emosi membara dijalan tapi harus dibuktikan dengan sikap nyata, jangan jangan yang kini teriak lantang Pancasila tapi justru ormasnya belum berazaskan pancasila ? Ini sama halnya berteriak seakan qurban sapi BRHAMAN tapi ternyata digunakan beli sepeda BROMPTON.
Mari jadikan semangat Pancasila sebagai falsafah hidup kita dalam berbangsa, bukan sekedar sebagai trend yang bisa berganti ganti mengiikuti kehendak pasar terlebih kehendak pemesan belaka. Siapa tau bulan depan trend nya sudah berubah. Selamat Idul qurban
HM. Zahrul Azhar As, Sip, MKes, Wakil Ketua Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jawa Timur.