Lewat Streaming, Risma Bicara Strategi Pertumbuhan Kota Ramah Lingkungan

Lewat Streaming, Risma Bicara Strategi Pertumbuhan Kota Ramah Lingkungan

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi narasumber dalam acara peluncuran Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi atau Pro Hijau yang diselenggarakan oleh Lembaga Aministrasi Negara (LAN) Republik Indonesia (RI), Rabu (22/7/2020). Acara didukung Global Green Growth Institute (GGI) itu bertajuk Membangun Daerah yang Maju dan Berketahanan.

Acara yang berlangsung melalui virtual streaming tersebut ditujukan bagi pejabat pimpinan tinggi, pejabat administrasi dan pejabat fungsional sebanyak seribu orang. Mereka berasal dari kementerian, lembaga, pemerintah provinsi dan kota, NGO, asosiasi, mitra pembangunan, penggiat pembangunan serta  peserta umum dari berbagai kalangan.

Pada kesempatan itu, Risma diminta memaparkan berbagai keberhasilannya dalam membangun Surabaya. Mulai dari pembangunan kota yang ramah lingkungan, peningkatan daya beli masyarakat, program pertumbuhan ekonomi, serta merubah paradigma masyarakat untuk membangun kota secara bersama-sama.

“Saya sebagai keturunan leluhur yang telah memperjuangkan kemerdekaan melalui peristiwa 10 November, wajib membangun Surabaya sejajar dengan kota lain di Indonesia bahkan manca negara,” kata Risma.

Ia juga memaparkan upayanya dalam meningkatkan daya beli masyarakat, yakni dengan meghidupkan sektor real yang ada di bawah dengan melibatkan para ibu atau istri untuk menghasilkan ekonomi secara mandiri bernama Pahlawan Ekonomi. Dari situ, sektor ekonomi yang pada mulanya kecil, lalu dibesarkan sehingga daya beli masyarakat ikut naik.

“Kami fasilitasi para UMKM tersebut meskipun tidak banyak tapi konsisten dan diawasi dengan detail. Selain itu produk yang kami jual juga ramah lingkungan. Makanya produk kami banyak diterima di luar negeri,” tegasnya.

Kemudian, setelah program tersebut berhasil, Risma membuat program bernama Pejuang Muda yang di khususkan kepada anak-anak muda setelah lulus sekolah yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

“Kita juga buat Co-Working Space untuk kantor mereka. Produk-produk yang mereka keluarkan sudah bersaing di luar negeri juga seperti riliv,” jelas dia.

Tidak hanya itu, untuk ketahanan gizi dan pangan warga, ia juga mengaku membuat Program Urban Farming yang dikelola langsung oleh masyarakat.

Menurut Risma, sebenarnya program tersebut diperuntukkan untuk menjamin ketahanan pangan dan gizi warga Surabaya. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata program tersebut justru bisa menambah pendapatan masyarakat.

“Pada waktu itu, saya membuat Urban Farming agar ketahanan pangan tidak menurun. Tapi ternyata ini bisa juga kita jual yang akhirnya menambah income mereka,” imbuhnya.

Bahkan, Risma memastikan di Kota Pahlawan ini sudah menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Misalnya saat Idul Adha. Masyarakat tak lagi menggunakan plastik untuk mengemas daging melainkan menggunankan dedaunan.

“Jadi itu yang kami lakukan. Termasuk produk pertanian pun kami tidak menggunakan pupuk kimia tetapi pupuk organik,” katanya.

Risma juga menjelaskan beberapa lampu kota sudah menggunakan solar cell. Termasuk di beberapa perkantoran. Ini sebagai upaya menghemat tagihan dan daya listrik.

Sementara itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Adi Suryanto mengatakan pelatihan ini adalah komitmen konkret dalam membangun kota melalui Aparatur Sipil Negara (ASN).

Menurut dia, saat ini Indonesia tengah memasuki era yang melebihi kapasitas daya tampung bumi karena pertumbuhan penduduk yang pesat. Mencapai 7,8 miliar.

“Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berkarya bagi Indonesia yang maju, adil dan makmur. Bagi masa depan yang lebih baik bagi pertanggung jawaban kita kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kebaikan bumi kita ini,” ujarnya. (wt)