Minggu, 6 Oktober 2024
31 C
Surabaya
More
    OpiniTajukJatim Juara Corona Wabah akan Melemah

    Jatim Juara Corona Wabah akan Melemah

    Hari-hari ini semua do’a, semua harapan, semua keinginan, seluruh jagad wabah Corona segera melemah dan tidak mampu lagi menyebarkan virus itu ke mana-mana, berhenti tetapi tidak mati.

    Hari-hari ini, percaya tidak percaya angka kasus positif Corona Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah mendekati Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tinggal seratus lebih sedikit

    Hari-hari ini, tinggal menunggu waktu ketika Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Nasional dan Jatim mengumumkan bahwa provinsi paling ujung timur Jawa dengan ibukota Surabaya juara Corona, maka insyaAllah wabah penyebaran virus Corona dengan nama krem Covid-19, akan menyerah, tidak kalah juga tidak lupa

    Hari-hari ini, ketika seluruh anak bangsa sudah menerima berita kabar tentang Kota Surabaya menjadi penyumbang tertinggi Jatim juara Corona, maka Surabaya juga juara antar Kab-kota se Indonesia. Bahkan naik pangkat mengalahkan sejumlah provinsi, kecuali DKI Jakarta. (karena kalah derajat, antara Jakarta sebagai ibukota negara dengan Surabaya sebagai ibu kota provinsi). Percayalah! InsyaAllah wabah Corona semakin melemah (ada seperti tidak ada).

    Hari-hari ini, adalah hari dimana goro-goro (peristiwa besar) pernah terjadi di tanah Suroboyo berbatasan dengan sebagian Sidoarjo, ketika perang mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia peda September-Oktober-November 1945, dua daerah ini “memerah dan menghitam kelam” ketika “Surabaya sudah banjir segunung Karangkates” dan “Surabaya dan Sidoarjo kembali seperti rawa”
    sebuah sanepanan ; perumpamaan mengandung makna filosofi ), yaitu Surabaya sudah banjir darah, manusia bergelimpangan di mana-mana puluhan ribu gugur sebagai bunga bangsa, maka disebut sebagai Kota Pahlawan karena pasukan Inggris juara Perang Dunia II bersama Sekutu pulang tanpa nama.

    Hari-hari ini, adalah hari dimana goro-goro (peristiwa besar) pernah terjadi di tanah Suroboyo berbatasan dengan sebagian Sidoarjo, ketika puncak pergolakan pembantaian antar saudara pada Gerakan 30 September 1965, penumpasan Partai Komunis Indonesia secara besar-besaran, setelah Surabaya dan Sidoarjo, menggunung (memuncak) korban di mana-mana, maka peristiwa itu berakhir dengan korban terbesar sepanjang sejarah dunia. Komunis melemah, komunis tidak pernah lupa, komunis tidal lagi menebarkan ajaran berbahaya.

    Hari-hari ini, adalah hari dimana goro-goro (peristiwa besar) pernah terjadi di tanah Suroboyo berbatasan dengan sebagian Sidoarjo, ketika hari-hari ini Surabaya sudah juara Corona (kasus positif terbesar untuk daerah kota/kabupaten ), dan Sidoarjo sebagai kabupaten penyangga sudah mencatat 1000 lebih mengungguli 25 provinsi yang kasusnya baru di bawah 1000. Tinggal menunggu stempel ketika Jatim sudah juara, maka insyaAllah
    COVID-19 (Corona Virus Disease ditemukan pada 2019), segera melemah. Dan lama-lama menjadi teman lama.

    Hari-hari ini, sekedar tahu Jayabaya adalah Raja Kediri pada abad XII dengan nama lengap Sri Aji Joyoboyo.
    Sebagian unen-unen (bicara penuh makna) dari ajaran agama, dan penglihatan lebih Waskita pada kitabnya “Jongko Joyoboyo” menebarkan pernyataan;

    “Sungai Brantas akan mencapai Gunung Karangkates”, hilir sungai Brantas itu Sidoarjo dan Surabaya, jiwa goro-goro menggunung seperti Karangkates (tanah Tegal penuh buah pepaya), maka itulah puncak peristiwa.

    Makna “Sungai Brantas” yang dimaksud dalam pembicaraan penuh makna itu, ialah peristiwa sudah memuncak di Surabaya dan Sidoarjo, hilir dari sungai Brantas, maka akan segera berakhir, peristiwa nasional, termasuk Covid-19.

    Pernyataan lain terkait Surabaya dan Sidoarjo,
    “Suroboyo lan Sidoarjo mbalek dadi rowo” (Sidoarjo dan Surabaya kembali jadi rawa). Bukan kembali seperti rawa-rawa. Mengandung makna banjir darah, banjir musibah, banjir (puncak) peristiwa. Semua seperti rawa-rawa, mengunung seperti “Karangkates”. Hari-hari ini tinggal menunggu waktu.

    Pak Tani dari hari-hari kemarin bertutur Sidoarjo dan Surabaya seperti rawa (rowo) dengan warna hitam pekat, itulah pertanda bahwa akan terjadi goro-goro dan berakhirnya peristiwa itu, setelah memuncak.

    Hari-hari ini, hari penantian menunggu waktu Jatim juara Corona, detik-detik menunggu waktu Surabaya yang sudah juara Corona sebelumnya dan bertahan hingga hari ini, akan menjadi puncak wabah. Dan wabah virus Corona bersamaan “Bintang Surya” memancar di waktu siang, melemah. Lemah, lunglai, lemas, dan lepas ….InsyaAllah virus Corona melemah (JT)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan