Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Alhamdulillah, menikmati perjalanan ke Kota Batu melalui jalan tol Surabaya-Malang, sampai keluar pintu tol Singosari, dapat menikmati berbagai pemandangan “lukisan abadi ILAHI ROBBI”, begitu indah dan menawan untuk dipandang. Sekejap mata memandang seakan begitu lama kenikmatan membentang. Bergandengan tangan berkejaran bersama awan.
Menjelang waktu syuru’ (matahari terbit dari ufuk timur), semakin melengkapi begitu luar biasa tiada tandingan kekuasaan Allah SWT diberikan kepada masyarakat ketika menikmati perjalanan di jalan tol Surabaya-Malang di pagi hari. Gunung dan bukit pengapit jalan panjang berbayar itu, seakan-akan mengajak berhenti di antara lukisan hijau membentang padang nan terpandang.
Apalagi ada kejadian biasa, tetapi nampak ajaib juga, di antara awan menawan menghiasi wajah rupawan gunung dan bukit, nampak pemandangan sedap di pandang, nikmat ditelan ketika ada “awan payung” bergelantungan di atas gunung Arjuno, seakan-akan memamerkan bahwa gunung pun membutuhkan payung supaya tetap dingin dan sejuk serta sabar. Tentu perjalanan kian mengasyikkan seakan-akan berkejaran dengan gunung san bukit, di antara awan-awan beterbangan nampak kian genit, dan terus melambaikan tangan.
Perjalanan hari Jum’at tanggal 19 Juni 2020, alhamdulillah ketika sampai di alun-alun Kota Batu, rasa rindu sholat sunnah di Masjid Jami’ terbayarkan. Suasana masih transisi sehingga sajadah diberi jarak dengan disilang sebagai tanda tidak boleh ditempati sholat saat berjamaah. Dan persiapan sholat Jum’at kedua sejak dibuka pasca PSSB wilayah Malang Raya, dibersihkan dengan standar protkol kesehatan.
Tetapi karena niat silaturrahmi masih belum selesai, maka berpindah-pindah tempat mengunjungi sanak saudara, dimana ketika PSBB tidak bisa bertemu dengan tatap muka, apalagi bersalaman. Dan tanpa terasa menjelang sholat Jum’at sudah berada di Desa Banjarbendo, Kec / Kab Sidoarjo, sekaligus mengikuti sholat Jum’at di masjid desa itu.
Salah satu materi khotbah ialah potongan Surat At-Talaq ayat 5 bahwa;
“……, barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.”
MasyaAllah, memang materi khotbah tidak menjelaskan berkaitan dengan Covid-19, tetapi jika diterapkan pada masa transisi hidup bersama Corona dengan takwa (menjalankan perintah melawan virus Corona dengan minimal menjaga kebersihan seluruh keluarga di rumah, cuci tangan dengan sabun, dan memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan yang tidak protokol kesehatan) dan menjauhi semua larangan yang membuat penyebaran virus Corona semakin menggila. Maka umat Islam yang takwa dengan menjalankan anjuran menjaga kesehatan, insyaAllah akan mendapat pahala berlipat ganda.
Berbuat baik yang akan menjadi Kenormalan baru di masa Covid-19 ini, dan ketika ancaman virus Corona masih ada, ternyata juga dikuatkan ayat lain,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl 97)
Memang pada masa transisi menuju Kenormalan baru, membutuhkan ketakwaan, juga kesabaran dalam kehidupan bermasyarakat dengan berbagai kepentingan. Tentu juga membutuhkan kebersamaan dalam bersikap. InsyaAllah dengan takwa dan sabar bersama Corona, akan menemukan model kehidupan yang baik, sekaligus obat mujarab.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Surat Az-Zumar ayat 10; “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan.”
Ketakwaan dan kesabaran bersama Corona, merupakan keniscayaan ketika 215 negara seluruh dunia mengalami musibah menghadapi wabah yang sama, yaitu tentang keganasan virus Corona. Semoga dengan takwa dan sabar mampu bersama-sama melawan Corona. (JT)