SURABAYA (WartaTransparansi.com) – PSSI bakal menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Ini sekaligus menjadi problem berat bagi pengelola klub klub di tanah air karena akan memakan anggaran cukup besar.
Saat ini saja pembengkakkan anggaran sudah sangat mencekik. Sebab selama pandemi corona, kompetisi berhenti. Namun biaya operasional jalan terus.
’’Melihat konsep yang sudah kita terima, tentu memakan biaya yang tidak sedikit di setiap pertandingan,’’ keluh Manajer Persela Lamongan Edy Yunan Achmadi mengomentari rencana digulirkannya kompetisi Liga 1 2020 di masa pandemi corona saat ini.
Salah satu anggaran terbesar adalah kewajiban seluruh pelatih, pemain, dan personel tim untuk melakukan rapid test seminggu sekali. Padahal, biaya rapid test untuk satu orang lebih dari Rp 300 ribu. ’’Ada sekitar 31 pertandingan yang masih harus dimainkan. Jadi, biaya yang dikeluarkan tentu cukup besar,’’ ujar pria yang juga menjabat Kabag Pembangunan Pemkab Lamongan tersebut.
Selain itu, manajemen klub berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut harus mempersiapkan sejumlah perlengkapan sesuai dengan protokol yang dibuat PSSI. Karena itu, beban operasional klub bakal membengkak.’’Jadi, perlu ada pembahasan lebih lanjut sehingga klub tidak terlalu terbebani,’’ ucap Yunan.
Apalagi, manajemen Persela kini tidak memiliki pemasukan sama sekali. Ketika laga ditunda, tidak ada pemasukan dari penjualan tiket maupun sponsor. Bahkan, pengurus tim biru muda itu kelimpungan mencari pinjaman untuk penggajian. Hingga akhirnya tertutupi ketika dana kontribusi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) cair bulan lalu. ’’Belum lagi gaji pelatih, pemain, dan ofisial masih berjalan,’’ katanya.
Meski begitu, Yunan mengaku bahwa draf protokol kesehatan saat kompetisi lalu hanya sebagai gambaran awal untuk klub. Dia berharap ada diskusi untuk mematangkan seluruhnya. ’’Kemarin kan masih konsep awal. Jadi, perlu ada pembahasan lebih lanjut untuk mematangkan,’’ ujarnya.
Yunan menjelaskan, biaya protokol kesehatan belum dibicarakan di internal pengurus. Sebab, hingga kini belum ada keputusan resmi dari PSSI terkait dengan kepastian bergulirnya kembali kompetisi Liga 1. ’’Kita tunggu keputusan resminya dulu, baru bisa melangkah lebih lanjut,’’ katanya.
PSSI sudah mengeluarkan protokol kesehatan. Ada tujuh poin yang dibuat. Di antaranya, setiap klub wajib melakukan rapid test kepada seluruh pemain satu kali dalam sepekan. (sr)