“Selama ini, Rumah Sakit Bangkalan untuk tes swab atau PCR masih harus diantarkan ke RSUD dr Soetomo. Hasilnya bisa satu minggu dan bahkan sampai dua minggu. Ini jelas menjadi beban pasien yang sudah dianggap terpapar corona. Sebanyak 24 PDP yang meninggal dunia tidak sempat terkonfirmasi. Karena menunggu hasil tes belum keluar. Sementara proses pemakaman dilakukan standar jenazah covid-19. Ini jelas membuat resah dan berpotensi menimbulkan gejolak sosial,” terang dia.
Oleh sebab itu, kami mendesak pemerintah provinsi mempercepat koordinasi dengan pemerintah pusat dan memperbanyak stok bantuan catridge ini ke RSUD Bangkalan, agar RSUD Bangkalan bisa mandiri melakukan tes covid 19 dan bisa cepat menanganinya.
Komisi membidangi kesehatan ini segera melanjutkan pengaduan perwakilan masyarakat ke Pemprov Jawa Timur, dan Kementerian Kesehatan RI.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur dr Benjamin Kristianto yang ikut dalam pertemuan tersebut juga akan berupaya untuk berkoordinasi dengan BNPB dalam upaya menambah rapid test maupun PCR. Sehingga tidak ada keterlambatan dalam mendiagnosa adanya penyakit.
Dan, ujung-ujungnya mampu mengatasi keresahan masyarakat. “Untuk PCR atau swab test memang membutuhkan waktu. Paling cepat bisa diketahui 5 sampai 7 hari. Sehingga butuh waktu dalam mengetahui hasilnya. Jangan semua kasus penyakit didiagnosa sebagai penderita atau terpapar covid-19,” tegas dia. (SR)