banner 728x90

Keluhkan RS di Surabaya Jadi Rujukan Jatim, Risma Minta IDI-PERSI Beri Solusi

Keluhkan RS di Surabaya Jadi Rujukan Jatim, Risma Minta IDI-PERSI Beri Solusi

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menemui perwakilan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) cabang Surabaya dan perwakilan PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia) Jawa Timur di dapur umum, Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020). Risma didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita dan jajaran kepala dinas lainnya.

Pada kesempatan itu, Ketua IDI Cabang Surabaya dr. Brahmana Askandar mengapresiasi setinggi-tingginya berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Risma beserta jajaran Pemkot Surabaya. Sebab, tracing yang dilakukan pemkot sudah sangat baik, sehingga dapat mendeteksi sejak dini pasien Covid-19.

“Cuma masalahnya rumah sakit Surabaya adalah rujukan dari seluruh Jawa Timur. Bahkan, sebelum Covid-19 pun, Surabaya selalu menjadi rujukan,” kata dr. Brahmana seusai pertemuan.

Namun ke depan, IDI dan PERSI akan mengatur regulasi dan mensosialisasikan tentang proses rujukannya, sehingga nanti yang bisa ditangani oleh daerah, tidak perlu dirujuk ke Surabaya. Apalagi, belasan rumah sakit di Jawa Timur sudah menjadi pusat rujukan penanganan Covid-19.

“Mungkin ini hanya perlu disosialisasikan lagi dan didiskusikan lagi dengan rumah sakit di daerah, supaya tidak semuanya dirujuk ke Surabaya. Rumah sakti yang sudah ditetapkan menjadi rujukan di Jatim itu sudah dianggap mampu menangani pasien Covid-19, baik dari segi fasilitas maupun sumberdayanya,” katanya.

Ketua PERSI Jatim, dr Dodo Anondo mengatakan sebetulnya rumah sakit (RS) di Surabaya cukup untuk menangani Covid-19 jika pola rujukannya sudah sesuai. Cuma terkadang pasien itu kurang percaya untuk berobat di daerah, sehingga dirujuk atau pun berobat ke Surabaya.

“Memang Surabaya itu sudah luar biasa, kita apresiasi semuanya, tetapi masalahnya bebannya memang dari luar kota, memang agak sulit menanganinya. Terus terang kita tidak bisa menolak pasien, makanya nanti kita akan buat polanya,” kata dr Dodo.