Opini  

Didi Kempot Minta Fans Do’a yang Keras

Didi Kempot Minta Fans Do’a yang Keras
Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : DjokobTetuko Abdul Latief (Pemimpin Redaksi Transparansi)

Suasana duka (kehilangan) sang Maestro Didi Kempot, masih terasa begitu kuat membekas. Setelah pro kontra apakah almarhum muslim atau bukan? Gus yang juga ulama kharismatik nyentrik membenarkan. Demikian juga prosesi pemakaman jenazah dari mulai memandikan, mengkafani, mensholati, memakamkan, alhamdulillah semua berjalan lancar dan dilaksanakan sesuai dengan syariat ajaran agama Islam.

Sesuai dengan judul lagu terakhir “Ojo Mudik”, Sang Maestro Didi Kempot, tanpa mampu melawan takdir justru “Mudik” (kembali) lebih dahulu ke rahmatulloh (mendapat rahmat Allah SWT), wafat dengan meninggalkan kesan baik, dan luar biasa. Seperti tembang-tembang Jawa dengan musik khas campur sari, bahwa hampir semua nyanyian almarhum dengan lirik sedih bahkan menyedihkan pun mampu menghipnotis jutaan fans menjadi riang gembira. Semua menjadi amal baik dan menyenangkan banyak orang dalam situasi dan kondisi apa saja. Bahkan tidak jarang karena hafal lirik lagu, tetapi tidak mengerti artinya tetap saja melantunkan tembang dengan suka cita, walau lirik itu sesunggunya sangat menyayat hati, begitu pedih sekali.

Dari 700 lebih judul lagu sang Maestro Didi Kempot, judul lagu sebelum wafat dari pemilik gelar “The Godfather of Broken Heart” ini membuat karya monumental dalam menorehkan sejarah Corona atau Covid-19, guna mendukung Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 sekaligus anjuran pemerintah di tengah pandemi Corona ini, dengan merilis lagu berjudul “Ojo Mudik”.

Lirik “Ojo Mudik”, ternyata banyak mengandung pesan-pesan sangat mulai. Menganjurkan jutaan fans berdo’a dengan keras dalam menghadapi pandemi virus Corona. Berikut liriknya;

mak bedunduk mak pethungul
virus corona nengngopo kowen jedhul (mak bedunduk) (mak pethungul) ojo cedhak-cedhak
awas ojo podho ngumpul jaga jarak, cuci tangan pakai masker

“ojo lali nyenyuwuno sing banter”
(Jangan lupa memintalah /berdo’alah yang keras) jaga jarak, cuci tangan pakai masker;
maju bareng nglawan corona ben klenger..neng ngomah wae
di rumah saja bersama-sama
ayo lawan corona, mak bedunduk
mak pethungul virus corona
nengngopo kowe njedhul mak bedunduk mak pethungul ojo cedhak-cedhak awas ojo podho ngumpul jaga jarak, cuci tangan pakai masker “ojo lali nyenyuwuno sing banter” (Jangan lup memintalah/ berdo’alah yang keras).

Didi Kempot Minta Fans Do’a yang Keras

Sejak sang Maestro Didi Kempot wafat, sudah banyak tulisan memberikan catatan sejarah luar biasa perjalanan penembang langgam Jawa modern musik campur sari ini. Konser amal dengan sukses menghasilkan dana 7 miliar rupiah lebih, sudah dibagikan. Begitu rajin silaturrahmi, dan mau mendatangi majelis ilmu, juga selalu berpesan tentang kebaikan. Tetapi ada satu lirik di antara lagu “Ojo Mudik”, meminta jutaan fans jangan lupa meminta atau berdo’a kepada Allah SWT dengan keras, dengan sungguh-sungguh.

Syair sudah tertulis dan lagu sudah diliris, bahwa di antara pesan-pesan melawan pandemi virus Corona, bukan sekedar meminta jangan mudik (Ojo Mudik), tetapi ada permohonan almarhum begitu punya nilai filosofi sangat tinggi. Dan itu memang simbol antara dunia nyata dan dunia ghaib, yaitu syair;
“ojo lali nyenyuwuno sing banter”
(Jangan lupa memintalah/ berdo’alah yang keras), lirik itu diulang dua kali, dan salah satunya ketika mengakhiri tembang, dalam sejarah Corona.

Sebagai manusia biasa, tentu saja banyak tafsir dengan lirik begitu mengandung pesan sangat agung. Pertama, menghadapi pandemi virus Corona “ojo lali nyenyuwunosing banter” (Jangan lupa memintalah/berdo’alah yang keras).

Kedua, keluarga besar sang Maestro Didi Kempot, di antara jutaan kenangan selama memadu kasih dan memandang sayang, kadang juga ada terselip selisih yang sudah terbuang, maka jangan lupa mendo’akan almarhum dengan permohonan do’a yang keras, yang sungguh-sungguh. “ojo lali nyenyuwuno
sing banter” (Jangan lupa memintalah/berdo’alah yang keras)

Ketiga, bagi jutaan fans sang Maestro Didi Kempot, ketika kangen dan masih melantunkan tembang-tembang kenangan sangat menyejukkan hati, menghilang rasa sedih, membangkitkan nurani menjadi seperti bersih dan suci, maka berdo’alah untuk almarhum, walau hanya sebentar saja. “ojo lali nyenyuwuno
sing banter” (Jangan lupa memintalah/berdo’alah yang keras).