Ketika pemimpin negara G-20 mengadakan pertemuan, membahas dunia dan peluang negara mereka mengambil bagian dalam mewarnai dunia, seluruh pemimpin dan PBB, membawa misi masing-masing, untuk maksud dan tujuan mensukseskan negaranya dan titipan atau pesan dari negara lain.
Satu atau dua target bahkan lebih, mencapai cita-cita luhur meraih gelar kedigdayaan dunia. Bahkan bersedia pertemuan “empat mata” sampai mengirim mata-mata, terus dilakukan supaya tidak kehilangan momen dan kesempatan, ingin menjadi juara dunia, menguasai dunia masalah apa saja.
Itu beda ketika ada virus Corona mendunia, yang tiba-tiba tanpa pengumuman menggelar kongres, musyawarah ghoib, pertemuan terbatas, pertemuan rahasia. Maka tokoh dan pemimpin dunia bersama-sama menyatukan langkah dan tekad. Meminta ada Resolusi DK PBB soal Corona Dibahas, Isinya semua konflik di dunia harus dihentikan.
Mereka para tokoh dan pemimpin dunia, yaitu Presiden Prancis Emmanuel Macron, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, serta Melinda Gates dari the Bill and Melinda Gates Foundation. Selain itu, Sekjen PBB Antonio Guterres serta para pemimpin global seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, turut menyampaikan pandangan.
Bersatu menyelesaikan proses percepatan dan penanganan virus Corona.
Ketika negara hebat di dunia memamerkan penemuan peralatan perang modern, memamerkan senjata nuklir membabi buta, memamerkan kecanggihan teknologi digital, memamerkan jual beli berbasis digital, dengan cita-cita memimpin dan mengendalikan dunia, maka semua berhenti tiba-tiba.
Itu beda ketika ada virus Corona mendunia, yang tiba-tiba menyebar dalam sekejab pandang lebih modern dan nakal, lebih hebat juga cerdas. Bahkan tampil penuh semangat. Maka tokoh dan pemimpin dunia menyatakan bahwa dunia sedang menghadapi musuh yang tidak biasa, sehingga membutuhkan kerja sama dan persatuan.
Itu ketika virus Corona semakin jalang dan suka memajang wajah ganteng menawan, juga cantik rupawan di hampir seluruh tempat tongkrongan di dunia. Apalagi semakin hari semakin dikenal semakin akrab menempel dan berpacaran dengan siapa saja yang Covid-19 suka.
Ketika seluruh tokoh dunia diam, semua kekuatan diam, kecanggihan teknologi diam, rumah ibadah diam, semua diam sejuta bahasa. Itulah sesungguhnya potret abadi ketika ada virus Corona tamasya. Covid-19 membuat orang hebat menjadi tunduk dan hormat, bahkan sekarat.
Corona memang telah mengubah dunia, dari “kesombongan” dan pamer kekuatan militer juga pamer kekuatan teknologi canggih, pamer kekuatan ekonomi, menjadi negara pendiam bahkan melakukan seruan “diam”.
Masihkah ada kehebatan melebihi makhluk ajaib bernama Corona. Kita tunggu hari-hari ke depan setelah semua merasakan bagaimana dunia kiamat kecil digoncang Corona?
Apakah tokoh dunia yang hari-hari ini bersatu seperti dalam satu kesatuan kitab suci, semua tunduk saling memberi arti, semua mengikuti seruan bersatu melawan pandemi ini, akan bersatu selamanya dalam gotong royong dunia.
Atau sesaat saja bertaubat setelah virus Corona kembali ke alam hakikinya. Perseteruan dan geger para tokoh dunia akan berlangsung babak baru lagi. (Djoko Tetuko)