Tiga Fokus
Dari ayat di atas ada tiga fokus, sekedar sebagai pengingat bahwa ketika kekuatan di dunia ini sudah tidak mampu menanggulangi atau mencegah virus Corona, maka wajib dikembalikan; Pertama, kepunyaan atau milik Allah SWT, seluruh apa yang ada di bumi dan langit, termasuk makhluk super ajaib Corona 2020 atau Covid-19, sehingga semua menjadi hak prerogatif Allah SWT, mau disebarkan, ditebarkan, atau menyebar ke mana adalah mutlak hak Allah SWT.
Oleh karena itu, bagi umat Islam dan umat beragama lain, jika tidak masuk zona merah dalam hal pandemi Corona, maka wajib lebih sungguh-sungguh, meratab dan menangis memanjatkan permohonan kepada Allah SWT dengan berbagai model, walaupun harus mengorbankan harta, juga waktu, guna memohon ampunan dan memohon Allah SWT, segera mengembalikan maqom Corona ketika tanpa melakukan upaya menebar penyakit.
InsyaAllah dengan cara ini, maka Indonesia dan negara lain yang sungguh-sungguh akan diselamatkan dengan diberi jalan penyelesaian menyelesaikan pandemi Corona dengan baik dan tanpa korban wafat yang bertambah atau dampak lainnya dalam jumlah besar.
Fokus dari ayat itu, yang kedua, Allah SWT mengingatkan bahwa rencana atau rekayasa apa saja dari manusia, merencanakan yang baik maupun yang buruk, diumumkan atau disembunyikan.
Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui atas semua itu, dan perhitungan apa saja dari bathin manusia yang masuk katagori dari lubuk hati paling dalam, maka Allah juga memperhitungkan kembali untuk memberikan balasan atas semua perbuatan manusia itu.
Dan perhitungan serta pemberian keajaiban Allah SWT, menberikan balasan atas rekayasa manusia itu, jauh lebih dahsyat bahkan super ajaib. Dan diingatkan tidak ada keajaiban kecuali milik Allah SWT.
Oleh karena itu, rekayasa virus Corona 2020 atau Covid-19, dengan berbagai ilmu kehebatan maupun kejahatan manusia, secara terang-terangan maupun tersembunyi, maka Alah SWT lebih tahu, dan lebih mampu memperhitungkan siapa yang harus menerima atas rekayasa itu.
Dan Corona sebagai bagian kecil dari makhluk milik Allah SWT, walaupun ketika menebarkan sayap pandemi seperti kilat menyambar ke mana saja tanpa ada yang mampu mengarahkan, apalagi mengendalikan maka semua wajib diserahkan Allah SWT, tentu saja dengan permohonan secara sungguh-sungguh disertai do’a, syukur dan sabar. Supaya dihindarkan dan dijauhkan dari sebaran virus Corona.
Fokus ketiga, maka hanya Allah SWT semata yang berhak menentukan siapa hamba-Nya yang diampuni dan siapa di antara manusia dengan segala upaya rekayasa di dunia yang diberi adab, musibah, bencana dan bentuk apa saja, menjadi hak mutlak Allah SWT.
Karena itulah, bagi yang sudah terlanjur mengikuti arus pemikiran rekayasa, maka sebaiknya lebih banyak memohon ampunan supaya jika ditetapkan sebagai bagian dari penerima penyakit Corona, segera diangkat oleh pemilik sah Corona.
Jika akan diberi sebaran Corona, maka segera dihindarkan bahkan dijauhkan karena kekuatan istighfar (mohon ampunan) begitu dahsyat. Apalagi jika akan mendapatkan adab dan musibah, supaya segera dihentikan dan diakhiri karena sudah komat kamit memanjatkan ampunan dan do’a permohonan.
Oleh karena itu, hari-hari ini rekayasa do’a, rekayasa dzikir, rekayasa apa saja sebagai ikhtiyar menghentikan Corona supaya segera kembali ke maqom asalnya dengan tenang dan nyaman, maka wajib mendapat dukungan penuh. Ikhtiyar PSBB sejak hari ini di Jakarta, sebagai ikhtiyar lahiriyah supaya tidak dianggap sombong.
Dan ikhtiyar batiniah dengan fokus tiga hal di atas sebagai permohonan keajaiban dari sang Maha Pencipta dan Pemilik sah langit dan bumi. Juga pemilik sah Corona. Mari memohon keajaiban guna mengakhiri virus Corona di dunia, karena semua milik Allah SWT semata, dan Corona adalah bagian terkecil dari jutaan keajaiban milik Allah SWT. (*)