Bau Sedap “copet…, rampok…”
Ketika “dunia masih mampu pura-pura” pingsan, ketika Corona menguras anggaran keuangan negara-negara seluruh dunia.
Di negeri Antabranta, negeri para dewa, berlomba-lomba mengeluarkan fatwa dan surat edaran atau surat lain, tetap saja bau “ copet” dan “rampok”
Jangan kaget itu biasa. Di negeri Ibu Pertiwi, ada peristiwa baru, pasti ada “perang baru”, ada anggaran baru, dan tentu saja ada obyek “copetan” dan “rampokan” baru.
Jangan kaget! Corona nyata tanpa dusta, tanpa propaganda, tanpa anggaran promosi, tanpa basa-basi, membuat “dunia berlomba-lomba mengucurkan anggaran”. Dan, Corona pun bau, masih ada penganut aliran Copetisme.
Corona pun ketika mulai kewalahan menyebar dan menebarkan virus, ternyata terdengar teriak lantang bau “copet” dan “rampok” dalam drama Corona. (Djoko Tetuko)