Risma Cari Solusi Setelah Puluhan Tahun Kawasan Mayjen Sungkono Banjir

Risma Cari Solusi Setelah Puluhan Tahun Kawasan Mayjen Sungkono Banjir
Salah satu titik genangan di kawasan Mayjen Sungkono.

Pompa ini, kata Risma, sebetulnya sudah pernah direncanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, namun ternyata ditolak oleh pemilik kawasan itu.

“Kita sudah berkali-kali ingin membuat saluran di dalam untuk penampungan dan kemudian airnya bisa dimasukkan ke saluran kita. Tapi kami kirim surat belum ditanggapi, sehingga kami akan menyediakan pompa khusus untuk menyedot kawasan itu,” tegasnya.

Risma juga memastikan bahwa system perairan di Kota Surabaya sudah terkoneksi antara satu dan yang lainnya. Makanya, ketika di sini agak berat, bisa dimaksimalkan di sisi yang lainnya, karena semuanya sudah terkoneksi dengan baik.

“Nah, ketika curah hujan tinggi, kita ingin semua clear dan tidak ada yang mengganggu aktifitas masyarakat. Makanya, kami menambah kapasitas pompa, kapasitas saluran dan juga permainan pintu-pintu air,” ujarnya.

Menurut Risma, seringkali yang terjadi saat curah hujan tinggi, misalkan di Mojokerto yang curah hujannya tinggi, maka yang terdampak di Surabaya adalah daerah Karang Pilang. Ada pula di Kebraon, termasuk di daerah Mayjen Sungkono ini.

Karena itu, katanya, yang harus dilakukan adalah harus peka terhadap kenaikan permukaan sungai. “Jadi, begitu permukaan sungai itu naik melebihi biasanya, kita harus segera buka pintu air untuk mengurangi beban saluran di primernya,” ujarnya.

Melalui cara-cara ini, harap Risma, kawasan Mayjen Sungkono yang beberapa waktu lalu terjadi genangan diharapkan bisa teratasi. Meskipun sebetulnya daerah itu merupakan daerah rendah dibanding daerah-daerah lainnya.

Sebelum sidak ke Mayjen Sungkono, Risma dan jajarannya sudah kerja bakti sejak pagi di sekitar kampus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jalan Dinoyo, Keputran, Kecamatan Tegalsari Surabaya. Di kawasan itu, Risma melakukan bersih-bersih, perantingan dan normalisasi saluran. (wt)