Semua, katanya lagi, akan diselesaikan pada tahun 2020 ini. Pembebasan lahan sudah lebih dari 95%, sehingga fisiknya bisa dilakukan secepatnya. Sedangkan untuk sodetan, sudah 1,2 dan sudah diselesaikan 600 meter.
“Tinggal kurang 600 meter. Gubernur DKI Jakarta sudah berdiskusi, bermusyawarah dengan masyarakat untuk membebaskan inlate-nya supaya kita bisa bikin inlate di Ciliwung untuk bisa dialirkan. Insya Allah tidak terlalu lama akan bisa kita bebaskan. Kalau untuk normalisasi, kita juga sudah menyiapkan Rusunnya untuk 800 KK bisa kita pindahkan ke sini. Jadi kita sudah siapkan, di Pasar Rumput,” jelasnya.
Basuki juga menyampaikan, beberapa rencana dan tindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR dalam menangani banjir yang ada di Indonesia. Pertama di Bandung, telah beroperasi terowongan Nanjung, Curug Jompong yang telah bisa berdampak sangat besar dalam pengendalian banjir di daerah Dayeuhkolot yang biasanya banjir.
“Terutama pada sebelum adanya terowongan dengan curah hujan yang lebih kecil dari yang terjadi setelah adanya terowongan, misalnya kesebelumnya ada 300 mm itu sudah banjir, sudah tergenang. Tapi sekarang dengan lebih dari 400 mm masih belum tergenang,” katanya seraya menambahkan, itu ada ada testimoni beberapa warga yang disampaikan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat.
Kemudian juga pemanfaatan Curug Jompong ini telah dapat ‘menturaskan’, jadi ‘menuraskan’ banjir di Dayeuhkolot yang biasanya 5-7 hari untuk mengeringkan, ini hanya 1 sampai 5 jam. Kemudian di Lebak yang terjadi banjir bandang. “Kami laporkan juga tindakan-tindakan yang sudah kami lakukan,” ujarnya. (wt)