”Jadi Bu Risma pakai prinsip itu, artinya dia belanjakan APBD bukan dengan pendekatan proyek. Jadi yang benar-benar memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Misalnya, tidak bikin pengadaan yang tidak urgen dan tidak efisien. Seperti di DKI Jakarta, kan enggak seharusnya beli barang-barang puluhan miliar padahal barang itu enggak diperlukan rakyat. Baru karena kita sorot, baru deh ramai,” ujarnya.
Prinsip yang diterapkan Risma ditunjang dengan sistem perencanaan yang bagus juga memastikan semua pembangunan di Surabaya berjalan efektif dan efisien.
”Di Surabaya enggak ada bangun sesuatu, eh begitu sudah jadi, dibongkar lagi, seperti yang lagi ramai di Jakarta. Kalau bangun, lalu bongkar lagi, berarti kan enggak efisien dan enggak efektif. Rakyat dirugikan karena itu kan duit rakyat,” ujarnya.
Berkat prinsip-prinsip yang diterapkan Risma, sambung Ima, pembangunan Kota Surabaya berhasil. Semua indikator menunjukkan progress meyakinkan.
”Padahal APBD Surabaya ini hampir sembilan kali lipat lebih rendah dibanding APBD DKI Jakarta, tapi di sini pengelolaannya transparan, hasilnya optimal. Karena yang dilakukan bukann pendekatan proyek, tapi pendekatan ekonomis dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan,” tegasnya.
Jakarta Ketinggalan
Setelah audiensi, seluruh anggota F-PDI Perjuangan yang ikut berkunjung ke Gedung Siola dibuat terkesima. Bahkan Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono tidak bisa memberikan kata-kata untuk menggambarkan fasilitas yang ada di gedung di Jalan Tunjungan, Surabaya ini.
“Kalau ditanya kesannya, saya tidak bisa berkata-kata. Hanya bisa begini,” ujar Gembong sambil mengangkat dua jempolnya, ditemui disela kunjungan.
Menurutnya, banyak hal yang bisa diadopsi hanya dari Gedung Siola. Di antaranya adalah Command Center 112 Surabaya.
Saat di gedung bersejarah ini, Risma mengajak keliling fasilitas yang ada di Siola. Mulai dari Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA), Command Center, Koridor Co-working Space, Puspaga (Pusat Pelayanan Konsultasi Keluarga) dan centra UKM yang ada di Siola.
Sementara itu, salah seorang anggota Fraksi PDIP DKI Jakarta, Agustina Hermanto atau yang populer dengan nama Tina Toon mengaku sangat terinspirasi dalam kunjungan kerja kali ini. Dia mengaku sangat terinspirasi apa yang telah dilakukan Wali Kota Risma.
Menurut Tina Toon, sistem di Pemkot Surabaya sudah sangat berjalan dengan baik. Namun sistem itu tidak akan bisa berjalan dengan baik jika orang-orangnya tak mau bekerja. Nah posisi Risma dinilai sangat berhasil dalam memimpin orang-orang di pemkot agar sistem tersebut bisa berjalan baik.
“Seharusnya kita malu ya. Karena anggaran lebih besar dan tentu fasilitas di Jakarta lebih lengkap. Tapi saat kita ke Surabaya ternyata kita sangat ketinggalan banyak. Setelah kita tahu seperti ini di Surabaya, saat rapat di komisi nanti bisa kita sampaikan,” tandasnya.
Menanggapi kunjungan kalangan DPRD Provinsi DKI Jakarta, Risma mengapresiasi silaturahmi tersebut. Menurutnya, melalui kunjungan tersebut bisa saling tukar pengetahuan, untuk mensejahterakan masyarakat.
“Kalau ke manapun, saya ambil yang positif kemudian saya terapkan di Surabaya sesuai karakter kota,” terangnya
Untuk itu, Risma berharap, kalangan dewan dari DKI Jakarta bisa mengambil hal-hal positif dari Surabaya untuk diterapkan di wilayah DKI Jakarta. (wt)