Kalau tujuannya dalam membangun Ibu kota yang menjadi mesin penggerak smart economy, menurut Presiden, maka rancangan ibu kota baru bukan hanya smart metropolis yang compact, yang nyaman, yang humanis, dan yang zero emission, tapi juga memiliki penanda bahwa negara kita telah melakukan transformasi ekonomi ke smart economy, yaitu dengan dibangunnya cluster-cluster pendidikan, cluster- cluster riset dan inovasi.
Misalnya dalam cluster pendidikan, Jokowi membayangkan di Ibu kota yang baru ini dibangun lembaga pendidikan tinggi kelas dunia yang bisa menciptakan talenta-talenta top global secara tepat. Dan di ibu kota baru ini juga dibangun pusat riset dan inovasi kelas dunia yang menjadikan ibu kota negara sebagai Global Innovation Hub menjadi titik temu inovasi global.
“Sudah saatnya talenta-talenta Indonesia, talenta-talenta global berkolaborasi mengembangkan smart energy, smart health, smart food production yang akan menciptakan lapangan kerja baru bagi anak-anak muda kita, serta mendorong usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah kita untuk masuk dan terintegrasi dengan global value chain,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, pemerintah tidak hanya ingin membangun Ibu kota yang smart tetapi proses pembangunannya juga harus smart.
“Kita harus meninggalkan cara berpikir lama yang selalu melihat semuanya dari sisi anggaran, melihat semuanya dari sisi biaya, kita harus berani menggunakan cara-cara baru yang lebih kreatif, termasuk dalam pemanfaatan teknologi-teknologi inovasi, dengan bantuan talenta-talenta hebat yang kita miliki, yang berada di dalam negeri maupun saat ini belajar di berbagai negara,” katanya. (wt)