TINGGAL beberapa cabang olahraga belum menyelesaikan babak final atau memperebutkan medali emas sebagai tolok ukur prestasi nomer satu selama perhelatan SEA Games 2019 di Manila, Philipina.
Namun kabar menggembirakan bahwa Kontingen Indonesia walau hanya ditargetkan Menpora Zainudin Amali hanya merebut 50 keping medali emas, alhamdulillah bangkit sampai catatan ini dibuat sudah mempersembahkan 66 medali emas. Sebuah hasil sangat menggembirakan sebagai sebuah kebangkitan prestasi olahraga di tanah air.
Sampai catatan ini dibuat Kontingen Indonesia telah mengumpulkan 66 emas, 62 perak, dan 79 perunggu. Posisi Indonesia ditempel ketat Vietnam yang berada di tempat ketiga dengan 66 emas, 59 perak, dan 79 perunggu; Thailand (58-74-82) dan Singapura (43-33-48) .
Tuan rumah Philipina dengan perolehan 111 medali emas sudah mencatatkan diri sebagai juara umum, mengingat Indonesia, Vietnam dan Thailand sulit mengejar untuk mencapai sampai 100 medali emas.
Lepas dari target Menpora hanya menempati posisi keempat dan medali hanya 50 keping emas, tetapi kenyataan sudah membuktikan bahwa dengan persiapan dan try out sangat banyak serta tepat sasaran, terbukti mampu mengangkat prestasi Indonesia, terutama di nomer terukut dan membutuhkan penanganan cukup serius dan fokus untuk mencapai prestasi maksimal. Cabang polo air dengan memperoleh medali emas pertama, membutktikan bahwa keperkasaan Singapura selama puluhan tahun dapat dipatahkan.
Catatan Transparansi
Catatan Transparansi dalam sebuah artikel menjelang pergelaran SEA Games 2019, mengkritisi langkah-langkah kurang meyakinkan Menpora Zainudin Amali. Bahkan dengan gaya khas Wartatransparansi.com menyebutkan bahwa pernyataan mengurangi target perolehan medali sebagai sebuah strategi. Ini tulisan beberapa waktu yang lalu untuk sekedar mengingatkan kembali;
Lepas dari persiapan kontingen SEA Games Indonesia 2019, hanya mampu mentargetkan 50 medali emas, dengan membidik posisi pada ’’4 besar’’ atau satu tingkat dari prestasi pada SEA Games 2 tahun lalu di Kuala Lumpur, maka prestasi atlet Indonesia berarti berjalan di tempat atau mandeg.
Bahkan bukan semakian melambung tinggi ke angkasa sebagaimana ketika mengukir prestasi pada Asian Games 2018 Bahkan terkesan lempar handuk dan hanya berpangku tangan pasrah pada prestasi apa adanya. Padahal semestinya Menpora Zainudin Amali, justru berusaha memompa semangat atlet Indonesia dengan memberi harapan dan penghargaan supaya lebih mendorong mereka yang meraih medali perak meningkat ke medali emas.
Sebagai pandangan orang awam, pernyataan Menpora menurunkan target perolehan medali, semakin nampak bahwa pemerintah dengan Kabinet Indonesia Maju, tidak mendorong olehraga prestasi di kawasan Asean, SEA Games, lebih ditingkatkan sekaligus mengejar ketertinggalan dari negara-negara pesaing seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura dan tuan rumah Philipina.
Sebab di kawasan Asean, sesungguhnya atlet Indonesia masih di atas rata-rata, apabila mendapat perhatian khusus, baik pembinaan pada saat pelatihan atau pemusatan latihan maupun pemberian motivasi saat menjelang dan/atau pertandingan.
Sebab, sejak 20 tahun terakhir prestasi atlet Indonesia di mata dunia,cenderung menurun dan tidak mampu bersaing secara sehat di event internasional, bahkan bulu tangkis juga masih naik turun prestasinya. Terbukti sampai detik ini belum mampu membawa pulang Piala Sudriman sejak diperebutkan sebagai supremasi pertandingan antarnegara dengan formasi beregu dengan komposisi pemain campuran pria dan wanita.
Sedangkan andalan Indoensia yang sempat melambung seperti tenis, panahan, tinju amatir, bowling, atletik dan renang serta angkat besi/angkat berat, kadang berporestasi sesuai harapan, kadang jauh api dati panggang. Kadang menyala terang benderang, kadang redup.
Kepasrahan Menpora Zainudin Amali, mudah-mudahan merupakan startegi tersembunyi bahwa kontingen Indonesia, ingin membuat kejutan dengan mempersembahkan medali emas melampoi dari target, bahkan akan mengagetkan kontingen nagera lain yang selama ini masih meremehkan, karena kondisi perpolitikan di Indoensia, bukan rahasia umum, sudah terbaca dalam hal prestasi olahraga.
Dengan kata lain, bahwa kebijakan pemerintah dalam hal ini Menpora sangat menentukan, apakah prestasi Indonesia memang hanya pasrah, atau mampu membuat kejutan.
Sebagai catatan bahwa SEA Games 2017, kontigen Indonesia gagal mencapai target karena berbagai pertimbangan teknis maupun nonteknis. Tetapi setelah diberikan semangat pantang menyerah, dan mengembalikan marwah prestasi Indonesia di mata dunia, pada penyelenggaraan Asian Games 2018, terbukti mampu mempersembahkan hadiah luar biasa bagi bangsa dan negara Indonesia.
Sekedar mengingatkan bahwa capaian pada SEA Games dengan posisi kelima, merupakan prestasi sangat memalukan dan tidak boleh terulang sepanjang perrgelaran SEA Games.