Ibu juga menjadi sekolah anak bangsa sepanjang masa, sepanjang sang melakukan aktifitas apa saja, sepanjang itu pula ibu selalu menunjukkan jalan jangan sampai lupa bahkan selalu mengingatkan bahwa perjalanan hidup adalah untuk mencapai surga, walaupun sesungguhnya surga ada di telapan kaki ibu, tetapi ibu selalu mengajarkan tentang setiap perjalanan kebenaran adalah menuju
Demo mahasiswa hampir di seluruh nusantara ketika menjelang akhir periode Dewan Perwakilan Rakyat RI masa bhakti 2014-2019, dengan rentetan tuntutan untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari kegagalan para wakil rakyat di Senayan, mengesahkan UU KPK, memaksakan mengesahkan RUU KUHP dengan berbagai ketidakberpihakan kepada rakyat sebagai pemilik sah atas suara mereka, RUU Pertanahan, dan sejumlah RUU, harus mengalami nasib tragis dengan ditangkap, diintimidasi, bahkan disiksa, hingga berdarah serta masuk rumah
Emak-emak sebagai referentatif seorang ibu, tentu saja dengan cara dan upaya begitu keibuan, hanya dengan ramai-ramai memakai pakaian hitam dan menaburkan bunga di atas pusara dan di atas ’’kematian demokrasi’’, merupakan tamparan sangat menyakitkan bagi seluruh aparat kepolisian. Sebab, tidak satu pun aparat kepolisian, yang tidak dilahirkan dari rahim seorang ibu. Emak-emak memberikan fatwa bahwa sebagai sekolah (madrasah) sudah sepantasnya menaburkan bunga ataa semua duka.
Sumpah Pemuda
- Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
- Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
- Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia peristiwa Sumpah Pemuda 91 tahun silam (1928-2019) merupakan, sinyal sangat positif terhadap pergerakan bangsa Indonesia dengan satu cita-cita dan pengakuan, tumpah darah yang satu, berbangsa yang satu, dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indoensia, Peristiwa momumental ini menjadi kekuatan pengikat anak bangsa dari Sabang sampai Merauke bahwa menjaga persatuan dan kesatuan dalam ikrar Sumpah Pemuda, merupakan nilai luhur menuju Indonesia yang berkemakmuran dan berkeadilan.
Ikrar ini pada awalnya adalah secarik kertas yang dibacakan oleh Soegondo Djojopoespito hingga kemudian dijelaskan secara panjang lebar oleh Moehammad Yamin. Sumpah Pemuda dihasilkan dari keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
Kongres Pemuda Kedua tersebut dipimpin oleh pemuda Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia).. Naskah sumpah pemuda ini menegaskan cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”.
Sekedar mengingatkan bahwa jika jaman sebelum merdeka saja pemuda sudah mmapu menelorkan ’’Sumpah Agung’’ bernama ’’Sumpah Pemuda’’, justru pada era reformasi dimana demokrasi katanya dijunjung tinggi, setinggi langit, dan ibu pertiwi selalu dijanjikan pelayan rakyat yang berhati nurani, dari Presiden sampai pejabat rendahan di desa atau kelurahan, mengapa demo mahasisa diobrak-abrik. Padahal jika mau jujur, demo mahasiswa salah siapa?
Demo mahasiswa memang bukan salah Presiden atau Kapolri, tetapi demo mahasiswa merupakan sebuah pesan suci bahwa dari kalangan pemuda, justru masih punya hati nurani dan masih mampu menjunjung sebuah pesan Sumpah Agung bernama Sumpah Pemuda, untuk menjaga dengan menyampaikan kritik kontruktif kepada seluruh pejabat bangsa, wakil rakyat di mana saja, penegak hukum atau pengadil di lembaga apa saja, bahwa tidak ada kekuatan sejati, ketika semua digerakkan oleh rakyta melalui tangan-tangan dan suara lantang anak muda, mahasiswa dan pelajar, sebagai pemilik sah pemuda, maka itulah sesungguhnya pergerakan suci, walaupun kadang seperti tidak berarti.
Semua pasti berharap ibu sebagai madrasah (sekolah) akan selamanya menjadi sekolah abadi sepanjang masa, dan selalu menjadi menjaga kitab suci anak bangsa, supaya melangkah dengan ridlo ilahi. Semua pasti berharap pemuda sebagai pemilik sah Republik Indonesia tercinta, akan selamanya menjadi pemuda dengan sumpah agung, Sumpah Pemuda menjaga “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”, dalam berbagai makna dan simbol perjuangan.
Sekedar refleksi peringatan 91 tahun Sumpah Pemuda. Demo mahasiswa salah siapa? Salah mereka yang tidak pernah merasa menjadi pemuda, juga tidak pernah menjaga Sumpah Pemuda. Demo mahasiswa mengapa dibela emak-emak karena ibu memang menjaga pemuda dan anak bangsa sepanjang masa. Tidak ada ibu, tidak ada pemuda, tidak yang menjaga Sumpah Pemuda, negara dan bangsa Indonesia akan merasa kehilangan semuanya.
Sumpah Pemuda memang sudah diperingatan dengan upacara bahkan berbagai kegiatan, tetapi belum menyentuh pada hakiki pemuda bangsa Indonesia. Bahkan dengan Sumpah Pemuda itulah seluruh pemuda di Indonesia menyatakan tekad, semboyan, dan keinginan dari jaman ke jaman terus menjadi kesatuan dalm bingkai Indonesia, dengan situasi dan kondisi apa pun. Oleh karena itu, biarlah jika pemuda berdemo, dan ajarkan bagimana cara demo yang bernafas pemuda Indonesia, biarkan jika mereka ingin unjuk rasa,, maka ajarkan bagaimana cara pemuda Indonesia berunjuk rasa, walaupun sebagai oposisi pula. (*)