“Waspadai bahaya hoax yang bisa merusak persatuan dan persaudaraan kita. Kepada semua pelatih pastikan semua konten yang diterima harus di saring sebelum sharing. Salam Pramuka,” tegas Khofifah.
Karena itu ia memesankan budaya saring sebelum sharing. Hal ini akan menjadi kebiasaan yang cukup efektif agar penyebaran konten hoaks tidak meluas.
Termasuk konten-konten yang memicu perpecahan. Jika dengan menyaring ternyata tidak ditemukan hal yang benar atau manfaat maka informasi tersebut tidak disebarkan dan berhenti sampai dirinya saja.
Ia kembali menukil hasil penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah yang menyurvei para generasi Y di 34 provinsi di Jawa Timur.
Hasilnya sepertiga generasi tersebut memiliki pandangan intoleransi antar umat beragama dan juga anti Pancasila.
“Maka ini penting bagi kakak-kakak pelatih untuk mengingatkan dan membimbing keluarga besar Pramuka Jawa Timur agar generasi muda kita tidak memiliki pandangan intoleran . Indonesia ini beragam, Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya. (min)