Deputi Grand Syekh Bicara Moderasi Beragama di PUSIBA Al-Azhar

Deputi Grand Syekh Bicara Moderasi Beragama di PUSIBA Al-Azhar
Menag Lukman berbincang bersama Deputi Grand Syekh Al-Azhar Syekh Shaleh Abbas saat meresmikan Pusiba Al-Azhar di Indonesia.

BEKASI – Deputi Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Shaleh Abbas  mengungkapkan, ada titik kesamaan Mesir dan Indonesia. Itulah yang membuat Indonesia menaruh kepercayaan penuh sehingga setiap tahun begitu banyak calon-calon mahasiswa yang dikirim ke Al-Azhar.

“Kita tahu, bangsa Indonesia memiliki sifat-sifat yang sama dengan Mesir yaitu toleransi, kesantunan, hidup bersama. Dan karena kesamaan-kesamaan inilah bangsa Indonesia memberi kepercayaan kepada Al-Azhar untuk mendidik putra purinya, untuk mengokohkan pandangan wasathiyah   sesuai  manhaj Al-Azhar yang menerima hidup damai dengan bangsa dan agama lain juga dengan berbagai suku bangsa di dunia ini,” terang Syekh Shaleh Abbas saat meresmikan Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) Al-Azhar di Indonesia yang berlangsung di Universitas Islam Assyafiiyyah, Jatiwaringin Bekasi, Senin (29/7/2019).

“Saya ingin melakukan komparasi antara Islam yang hakiki yang kita sebut moderat dengan Islam yang ekstrem, contoh sifat yang kita kenali. Orang muslim yang hakiki yang memiliki sifat tasamuh dan toleran, mereka menginstrospeksi diri tentang keimanan yang ada pada diri mereka dan sejauhmana mereka melakukan konsekwensi dari keimanannya itu. Sedang mereka yang Islam ekstrem, mereka selalu melihat perbuatan, amal atau perbuatan serta keimanan orang lain, sehingga dari situ mereka mencari kesalahan-kesalahan yang ada di pihak lain kemudian menuduhnya bahwa mereka menyimpang bahkan mereka merupakan ahli neraka, nauzzubillah,” ujarnya.

Menurutnya, Alquran tentu telah menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana seorang muslim yang disebut ummatan wasathan, mereka akan menjadi saksi terhadap umat lain, dan Rasulullah  juga akan menjadi saksi bagi semua muslim seperti difirmankan Allah dalam Alquran.

Moderasi juga, lanjutnya, tentu ada ahlak atau perilaku dalam kehidupan ini seperti difirmankan Allah Swt. Ciri orang moderat, ujar Syekh Shaleh Abbas, ketika mereka berinfaq mereka membelanjakan hartanya, mereka tidak berlebihan.

“Itulah hakekat moderasi, atau tawasuth. Wasathiyah juga ada pada syariat, ketika memerangi atau membunuh kamu, maka perangi mereka sesuai yang mereka lakukan, itulah contoh moderasi di dalam perundang-undangan Islam,” imbuhnya.