Di Sini Tempat Pemakaman Jemaah Haji di Tanah Suci

Di Sini Tempat Pemakaman Jemaah Haji di Tanah Suci
Pemakaman Ma'la

HAMPIR dipastikan di setiap tahun musim pelaksanaan ibadah haji selalu ada jemaah yang meninggal dunia di tanah suci. Lantas, bagaimana proses pengurusan jenazah dan di mana akan dimakamkan?

Mungkin banyak yang mengatahui, pun sebaliknya bahwa jemaah haji yang meninggal dunia ke Makkah tak akan dipulangkan ke Negara asalnya. Jenazahnya akan dimakamkan di sana. Tak hanya mereka yang meninggal di saat melaksanakan ibadah haji, tetapi juga ibadah umrah.

Ada sejumlah proses yang harus dilalui dan sangat simple.

Pertama harus dilakukan adalah lapor kepada ketua kloter. Ketua kloter akan mengecek jenazah jamaah haji ditemani oleh dokter, untuk memastikan dan mencatat sebab-sebabnya. Kemudian, ketua kloter akan melaporkan ke Maktab dan Daker (daerah kerja). Pihak maktab yang mendapat laporan, akan melihat langsung kondisi mayat dan baru menghubungi pihak penyelenggara pemulasaraan jenazah.

Pihak pemulasara jenazah inilah yang akan mengurus jenazah hingga penguburan. Pemulasaraan jenazah yang dilakukan oleh yayasan-yayasan swasta ini bersifat gratis. Kalaupun mau mengeluarkan uang hendaknya dimasukkan ke dalam kotak infak yang ada di kantor yayasan atau mengirim lewat rekening. Besar kemungkinan petugas pemakaman akan meminta uang bakhsyis (uang tip) yang bisa diberi seikhlasnya.

Saat jenazah jamaah haji diserahkan, petugas dari yayasan akan menawarkan apakah jenazah minta dishalatkan di Haram (sebutan untuk Masjidil Haram atau Masjid Nabawi) atau tidak. Jika ingin dishalatkan di Haram, maka perlu ada orang yang menyertainya minimal dua orang. Jika tidak ingin dishalatkan di Haram, maka keluarga bisa menyertainya ke tempat pemandian atau menyerahkan sepenuhnya kepada petugas. Untuk diketahui, para wanita tak diperbolehkan ikut ke tempat pemandian jenazah (apalagi ke kubur). Karena para wanita harus sudah berpisah secara total di maktab tempat menginap.

Jenazah akan dibawa dulu ke tempat registrasi kubur. semacam reservasi tempat penguburan. Di Makkah ada dua kuburan yang biasa dipakai untuk jamaah haji, Ma’la dan Tsurayya. Setelah itu barulah jenazah dibawa ke tempat pemandian.

Tempat pemandiannya sudah sangat bagus dan modern. Sayang keluarga dan pengantar tak diperbolehkan masuk dan ikut memandikan. Jadi sebaiknya Anda menunggu di ruang tamu. Di ruang tamu, disediakan makanan ringan dan minuman dingin atau hangat.

Jenazah yang tidak akan dishalatkan di Haram akan di bawa ke masjid sebelah pemandian dan dishalatkan di sana, lalu dibawa langsung ke pekuburan.

Bagi jenazah yang akan dishalatkan di Haram pihak keluarga atau pendamping akan dipanggil dan didata untuk memastikan kesiapannya.

Setelah proses pemandian selesai dan jenazah dimasukan ke ambulan, keluarga dan pendamping dipanggil dan dikenalkan pada supir ambulan. Setelah mendapat surat keterangan untuk masuk ke Haram, maka rombongan pergi ke Haram. Surat pengantar itu sangat penting. Jangan harap bisa masuk ke Haram sambil membawa jenazah tanpa surat jalan tersebut.

Jangan khawatir tak bisa membawa keranda, karena jamaah haji yang lain akan segera membantu begitu melihat ada keranda mayat. Ternyata itu juga trik untuk masuk ke wilayah Haram yang pada waktu shalat sudah sangat padat.

Jenazah diarahkan ke Pintu Ismail, pintu di belakang bukit Shafa. Di sana sudah ada petugas yang meminta menunjukkan surat jalan dan mempersilakan  jenazah masuk dan ditempatkan di bawah tempat adzan.

Sama seperti di Indonesia, setelah selesai shalat wajib, imam akan mengatakan “as shalatu ala amwat” yang menandakan komando untuk melaksanakan shalat jenazah. Usai dishalatkan, jemaah haji berebut menggotong keranda hingga ke ambulan. Barulah ambulan bergerak ke tempat pemakaman. Di pemakaman pun sudah ada pekerja-pekerja yang bertugas. Jenazah yang dibawa mendapat jatah pekuburan Tsurayya.

Kuburannya memang sudah permanen. Sebuah lubang yang dibeton dan dasarnya pasir. Wajar saja kalau satu lubang di isi beberapa jenazah. Karena lubang itu bisa diisi lebih dari 10 jenazah. Konon, jenazah-jenazah yang dikubur di Ma’la atau Tsurayya, akan digali lagi dan dipindahkan ke tempat lain. Sehingga kuburan itu bisa dipakai lagi untuk jemaah haji tahun depannya.

Makam Ma’la di Makkah