Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan bahwa peristiwa kematian ibu saat melahirkan banyak disebabkan oleh pendarahan dan preeklampsia. Penyebab terakhir sendiri, merupakan komplikasi pada kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi. “Dua penyebab ini, sebenarnya bisa ditangani jika diketahui sejak dini,” paparnya. Data dari Dinas Kesehatan mencatat bahwa tahun 2018 ada 24 kematian ibu hamil, dengan angka kelahiran bayi 23 ribu jiwa.
Selama ini, Banyuwangi telah membuat berbagai inovasi kesehatan untuk menekan AKI. Salah satunya adalah Laskar SAKINA (Stop Angka Kematian Ibu dan Anak) yang diinisiasi oleh Puskesmas Sempu sejak 2013. Program tersebut terbukti berhasil menekan AKI. Pada tahun 2012, Kecamatan Sempu menjadi daerah dengan kasus kematian ibu melahirkan tertinggi di Banyuwangi dengan jumlah kasus mencapai 16 kematian. Berkat SAKINA, sejak tahun 2015 tidak ada lagi kasus kematian ibu di wilayah Kecataman Sempu.
“Kita menyiapkan Laskar SAKINA untuk berkeliling dan mengabarkan kepada kami, jika terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi,” ungkap Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi.
Dr. Rio pun telah meminta seluruh puskesmas untuk menggalakkan kegiatan serupa. “Puskesmas terus kita minta untuk terus melakukan upaya penekanan angka kematian ibu. Mengingat angka kelahiran bayi di Banyuwangi yang juga tinggi, maka potensi itu akan selalu ada, namun terus kita coba tekan,” ujarnya.
Selain itu, juga ada inovasi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Genteng, Banyuwangi. Melalui program Sekartaji (Semua Kasus Beresiko Ditangani Sepenuh Jiwa), bekerjasama dengan sejumlah elemen masyarakat untuk memberikan pelayanan jemput bola terhadap ibu yang hendak melahirkan.
“Program ini untuk mengantisipasi pasien yang bermasalah secara teknis, seperti tidak adanya kendaraan untuk mengevakuasi pasien ke rumah sakit. Nah kami siap menjemput pasien yang beresiko dan darurat. Ambulance RSUD Genteng telah dilengkapi alat komunikasi yang terhubung dengan beberapa elemen masyarakat. Seperti IDI, RAPI, dan lainnya, sehingga kami siap mendatangi pasien,” terang Direktur RSUD Genteng dr. Taufiq Hidayat. (*)