Rabu, 11 Desember 2024
25.6 C
Surabaya
More
    Jawa TimurLamonganSiswi SMP Meninggal Dunia Diduga Karena Keguguran 

    Siswi SMP Meninggal Dunia Diduga Karena Keguguran 

    Lamongan – Seorang Siswi dengan inisial LO (14), warga Dusun Tunggunjagir, Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, diketahui meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo Surabaya setelah menjalani perawata.

    Sebelumnya LO sempat di RSU Siti Fatimah Lamongan. LO masih berstatus  kelas VIII B, SMP Negeri 1 Mantup, meninggal dunia setelah dirujuk dari Rumah Sakit Dr. Fatimah Lamongan. Dan meninggal pada tanggal 22 Mei lalu.

    Sisw berparas cantik itu diduga mengalami pendarahan akibat keguguran setelah diketahui telah berbadan dua atau hamil usia 2 bulan.

    Menurut pengakuan orang tua korban, Supriadi,pertama kali ia ketahui setelah korban mengaku kepadanya jika sedang terlambat bulan. Mencurigai hal tersebut, korban pun bergegas dibawa ke RS. Dr. Fatimah untuk diperiksa. Namun dari hasil pemeriksaan dokter menunjukkan jika putrinya saat itu sedang hamil 2 bulan lebih.

    “Kami panik dan meminta agar anak saya mengaku siapa pria yang menghamilinya. Akhirnya dia bilang kalau melakukan hubungan intim dengan teman satu sekolahnya bernama AL,” ungkap Supriadi, kepada awak media, saat ditemui di kediamannya di Desa Tunggujagir, Kecamatan Mantup. Senin (17/06/2019)

    Dirinya menambahkan jika sudah mengadukan hal ini ke Kepala Sekolah tempat anaknya belajar. Namun pihak sekolah berjanji akan memediasi persoalan tersebut bersama pihak keluarga laki-laki, asalkan persoalan itu tidak dilaporkan ke Kepolisian dan di publikasikan di media.

    “Kami langsung koordinasi dengan pihak sekolah. Namun kepala sekolah janji akan memediasi dengan pihak keluarga pria asalkan kami tutup mulut dan tidak melaporkan ke polisi dan wartawan. Tapi kenyataanya setelah anak saya meninggal, kami malah disuruh lapor ke Polisi,” ungkapnya.

    Kecewa dengan pernyataan pihak sekolah, Supriadi langsung melaporkan hal ini ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lamongan, (17/06/2019) pagi.

    Namun pihak PPA masih belum bisa menerima lantaran korban sudah meninggal. “Katanya karena korban sudah meninggal, jadi belum bisa dilaporkan. Padahal kalau memang diperlukan. Saya persilahkan untuk membongkar makam anak saya untuk kepentingan otopsi. Karena jujur, saya sakit hati hingga saya harus kehilangan anak pertama saya,” imbuhnya.

    Ditempat terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lamongan, Aiptu. Sunaryo, membenarkan jika pihak korban pernah datang untuk melapor. Namun upaya itu masih ditangguhkan mengingat korban sudah meninggal dunia. Tetapi pihaknya rencananya tetap akan memanggil semua pihak yang berkaitan. “Harusnya sebelum meninggal dulu dilaporkan. Tapi besok kita akan panggil semuanya untuk dimintai keterangan,” pungkas Sunaryo kepada awak media, (17/06/2019) sore.

    Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mantup, Sudarmaji, belum dapat di konfirmasi saat dihubungi awak media melalui sambungan cellularnya terkait hal ini. (rin).

    Reporter : Rinto Junaidi

    COPYRIGHT © 2019 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan