(Oleh Djoko Tetuko)
Dari Tsauban maula (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang melakukan puasa enam hari setelah hari raya ‘Idul Fithri, maka, itu menjadi penyempurna puasa satu tahun. [Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya – QS al An’am/6 ayat 160-]”.
Bagi muslimin dan muslimat yang sudah melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal selama 6 hari, mudah-mudahan diridloi Allah SWT dan diterima sebagai penguatan amal ibadah di bulan Ramadan, sekaligus sebagai upaya pengendalian diri dengan mengekang emosi dan nafsu-nasfu duniawi, karena semata-mata hanya ingin menjaga dan memperkuat ke alam dzikir (selalu mengingat Allah SWT).
Catatan puasa selama 1 tahun bukan sesuatu yang tidak wajar karena sebuah menyatuan amal ibadah dan keajaiban dari Allah SWT. Oleh karena itu, menjaga puasa selama 1 tahun inilah menjadi tugas ke depan selalu menjalankan amar ma/ruf nahi anil mungkar. Rasulullah bersabda.
عن ابن عباس رضى الله عنه ، عن النبي صلى الله عليه وسلم
الصَّائِمُ بَعْدَ رَمَضَانَ كَالكَارِ بَعْدَ الْفِرَارِ
Dari ibnu Abbas RA, Rosulullah bersabda, ” Orang yang berpuasa seusai melaksanakan puasa Ramadan, maka diibaratkan seperti orang yang kembali berperang, seusai perang.
Janji Allah SWT dengan jelas dan gamblang disebutkan bahwa, apabila kita menginginkan hidup dengan penuh barokah, kecukupan, dan ditutupi kekurangan maupun kemiskinan, sehingga nyaman dan tenteram, maka mengabdi dengan mengerjakan amal ibadah yang intinya kebaikan dan kebaikan, merupakan cara beribadah dan mengingat kepada Allah SWT agar selalu mendapat, pertolongan, petunjuk atau hidayah, serta ridloNYA.
Halal buhalal dan Hari Raya Ketupat ialah perwujudan amal ibadah selama Ramadhan dan Syawal dengan berbagai model dan simbol, semata-,mata untuk mengajak umat Islam secara terus menerus melakukan secara konsisten gerakan mengingat Allah (dzikir), gerakan menajalan sunnah Rasul dengan puasa sunnah Syawal.
Mudah-mudahan permohon juga pertolongan kepada Allah SWT, semoga kita semua ditetapkan iman, Islam, ikhsan dengan penuh ikhlas menjalani karena ilmu dariNya. Dijauhkan dari zina, fitnah, bencana, marah bahaya, juga iri, dengki, serakah, sombong serta berbagai penyakit hati. Dimudahkan segala urusan kebaikan yang bermanfaat dan mencukupi untuk bekal ibadah dan mengabdi kepada Ilahi Robbi, selalu berbuat baik kepada kedua orang tua kita.
Berbuat baik dengan fakir dan miskin, saudara dekat dan saudara jauh, sahabat. Dijadikan Allah swt ahli ilmu, ahli takwa, ahli istiqomah, ahli kebaikan, ahli sadaqoh, ahli bersyukur, ahli sujud (shobat), dan ahli sabar. Allah SWT senantiasa memberikan barokah umur kita, barokah ilmu kita, barokah rejeki kita, dan berokah anak keturunan yang sholeh/sholihah, yang selalu perjuanga di jalan Allah. amin ya robbal alaamin.
Mengapa pausa 1 tahun? Sebagaimana penjelasan hadits di atas bahwa setiap kebaikan akan dibalas oleh Allah SWT, sedikitnya 10 kebaikan atau digandakan 10 kali, maka perhitungan secara matematis apabila seorang muslim berpuasa di bulan suci Ramadhan maka mendapat pahala atau ganjaran paling sedikit 30×10 hari atau setara dengan 300 hari (10 bulan), dan tambhan puasa sunnah Syawal 6 hari, dengan perhitungan yang sama 6×10 hari atau setara dengan 60 hari (2 bulan), dengan demikian apabila seorang muslim berpuasa Ramadhan sebulan penuh dan melanjutkan dengan puasa sunnah di bulan Syawal selama 6 hari, maka paling sedikit memperoleh ganjaran sama dengan puasa 12 bulan atau 1 tahun.
Dari Tsauban maula (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang melakukan puasa enam hari setelah hari raya ‘Idul Fithri, maka, itu menjadi penyempurna puasa satu tahun. [Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya – QS al An’am/6 ayat 160-]”.
Dikuatkan dari riwayat Muslim, 1151 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:
( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )
“Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.”
Hal ini seperti firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
Penguatan dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits inilah menjadikan seorang muslim, berlomba-lomba menjalankan ibadah puasa wajib di bulan suci Ramadhan dan puasa sunnah di bulan Syawal selama 6 hari, dengan harapan meraih ibadah puasa selama 1 tahun.
Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk memperoleh lebih dari itu, mengingat hanya Allah Yang Mengetahui, Maha Pengasih dan Penyayang, serta Yang Maha Kuasa, akan memnentukan atas ibadah puasa itu.
Oleh karena itu, tidak berlebihan bersandar dengan kerendahan hati selalu bermunajat memohon pertolongan dan petunjuk Allah SWT, untuk memperoleh ridloNya atas semua aktifitas, terutama ibadah, merupakan satu ikhtiyar terbaik dengan sungguh-sungguh penuh kesadaran meyakini bahwa tidak keajaiban di muka bumi dan di langit kecuali dari Allah SWT semata. (*)