Dari Tsauban maula (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang melakukan puasa enam hari setelah hari raya ‘Idul Fithri, maka, itu menjadi penyempurna puasa satu tahun. [Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya – QS al An’am/6 ayat 160-]”.
Dikuatkan dari riwayat Muslim, 1151 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:
( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )
“Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.”
Hal ini seperti firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
Penguatan dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits inilah menjadikan seorang muslim, berlomba-lomba menjalankan ibadah puasa wajib di bulan suci Ramadhan dan puasa sunnah di bulan Syawal selama 6 hari, dengan harapan meraih ibadah puasa selama 1 tahun.
Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk memperoleh lebih dari itu, mengingat hanya Allah Yang Mengetahui, Maha Pengasih dan Penyayang, serta Yang Maha Kuasa, akan memnentukan atas ibadah puasa itu.
Oleh karena itu, tidak berlebihan bersandar dengan kerendahan hati selalu bermunajat memohon pertolongan dan petunjuk Allah SWT, untuk memperoleh ridloNya atas semua aktifitas, terutama ibadah, merupakan satu ikhtiyar terbaik dengan sungguh-sungguh penuh kesadaran meyakini bahwa tidak keajaiban di muka bumi dan di langit kecuali dari Allah SWT semata. (*)