Sidoarjo – Menutup hari terakhir masa kampanye terbuka Pemilu 2019, Ir. Hj. Nurhendriyati Ningsih, caleg Partai NasDem nomor urut 3 untuk DPRD Sidoarjo dapil Sidoarjo 5 (Taman-Sukodono), menggelar istighosah, Jumat (12/4/2019). Acara dihelat di kediaman Perumahan Puri Taman Asri dan dihadiri lebih 600 warga, termasuk unsur relawan dan kader.
Istighosah, dalam munjid fil lughoh wa a’lam adalah mengharapkan pertolongan dan kemenangan. Karena itu, sebagai penutup masa kampanye pemilu 2019, Nurhendriyati menggelar istighhosah dengan harapan pertolongan Allah untuk memberikan kemenangan.
“Saya pun berharap doa dan dukungan masyarakat untuk memberikan kesempatan bagi saya mengabdi sebagai wakil rakyat. Dengan begitu, apa yang sudah saya programkan untuk kesejahteraan masyarakat, insya Allah ke depan bisa kita realisasi,” kata Nurhendriyati Ningsih.
Pada kesempatan itu, istri dari Manajer Madura United Haruna Soemitro ini kembali mengingatkan, kepada tim yang direkrut mulai dari koordinator kecamatan, koordinator desa, koordinator TPS untuk pengawasan, penjagaan konstituen, agar bekerja maksimal dan tidak menghilang hingga saat pencoblosan 17 April nanti.
“Untuk semua tim, harus bersama mengawal pemilihan legislatif ini dengan penuh tanggung jawab. Semua harus kerja maksimal agar apa yang kita harapkan bersama bisa berhasil. Saya optimistis, dengan kerja keras selama ini, akan mendapat kepercayaan dari masyarakat,” katanya.
Menurutnya, optimistis tersebut, lahir dari kerja keras tim yang solid. Mulai dari pengenalan caleg, dan program kerja, selalu mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Tak hanya itu, lanjutnya, sebagai bentuk komitmen, masyarakat juga dengan rela mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). “Melalui cara ini kita akan tahu siapa-siapa yang mendukung, memilih kita atau tidak,” ujarnya.
Nurhendriyati juga menjelaskan, selama terjun bersosialisasi di setiap desa, dia menemukan fakta tentang masih banyak masyarakat yang belum paham pemilu 2019. Terutama dari segi mekanisme pencoblosan. Ini terjadi karena lemahnya sosialsiasi dari KPU.
“Makanya, sebagai caleg, bukan hanya mengenalkan profil kepada masyarakat, tapi saya juga ikut membantu melakukan sosialisasi agar penyelenggaraan pemilu serentak berjalan sukses,” katanya.